Hilirisasi industri sawit nasional merupakan salah satu bagian penting untuk pembangunan jangka panjang industri minyak sawit berkelanjutan. Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis, Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud menyampaikan, saat ini terdapat lebih dari 146 jenis produk turunan sawit yang sudah dihasilkan di Indonesia.
“Tentu saja hal ini perlu dijaga dan dikembangkan agar nilai-nilai maksimal dari kelapa sawit dan turunannya terus semakin meningkat,” ungkap Musdhalifah, dilansir dari laman Majalah Sawit Indonesia pada Senin (7/3/2022).
Baca Juga: Penguatan Sistem Agribisnis Kelapa Sawit Rakyat Berbasis Koperasi
Perlu diketahui, potensi pasar yang menyerap minyak sawit yakni industri fraksinasi terutama industri minyak goreng, lemak khusus, cocoa butter, margarin, oleochemical, dan sabun mandi.
“Selain itu, sawit juga sebagai bagian dari usaha kecil menengah dan petani dapat didorong untuk membuat produk makanan sehat dan minyak goreng sawit, sabun maupun hand sanitizer sehingga memiliki nilai tambah dan meningkat pendapatannya,” kata Musdhalifah.
Petani sawit merupakan bagian dari Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) yang dapat mengembangkan minyak sawit dan turunannya menjadi produk yang bernilai tambah.
“Pengembangan UKMK sawit dapat menjadi promosi untuk meningkatkan posisi tawar dan akses pasar yang lebih besar. Pengembangan UKMK dapat dilakukan dengan mendorong petani dan memperkuat strategi untuk meningkatkan daya saing,” imbuh Musdhalifah.
Dijelaskan Musdhalifah, saat ini, pemerintah tengah menyiapkan regulasi terkait UKMK, salah satunya korporasi petani. Regulasi ini dapat membangun dan mendorong agar petani dapat usaha bersama-sama dari hulu ke hilir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: