Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menparekraf Dukung Pengembangan Ekowisata di Desa Wisata Sungai Kupah Kalbar

Menparekraf Dukung Pengembangan Ekowisata di Desa Wisata Sungai Kupah Kalbar Kredit Foto: Kemenparekraf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, mengapresiasi pengembangan ekowisata dalam hal ini wisata mangrove berbasis masyarakat yang dilakukan pengelola Desa Wisata Sungai Kupah di Kabupaten Raya, Kalimantan Barat.

Selain memberi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, hal ini juga sejalan dengan tren pariwisata baru yang berkualitas dan berkelanjutan sehingga akan maksimal dalam memperkuat peluang kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja.

Baca Juga: Kemegahan Masjid At Thohir, Jadi Ikon Baru Destinasi Wisata Religi di Indonesia

Menparekraf Sandiaga lakukan visitasi sekaligus mempromosikan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 ke Desa wisata Sungai Kupah, Rabu (9/3/2022).

“Saat ini lembaga dunia banyak yang tertuju terhadap gerakan-gerakanan penanaman mangrove untuk membantu ekosistem dan keberlanjutan lingkungan,” kata Menparekraf Sandiaga melalui siaran tertulisnya, Jumat (11/3/2022).

Menurutnya, momentum ini tidak boleh dilewatkan Desa Wisata Sungai Kupah untuk memperkuat dan mengembangkan ekowisata mangrove agar lebih dikenal dunia. Wisatawan yang datang selain dapat menyusuri hutan mangrove, juga dapat berfoto di gazebo. Menikmati kuliner di pondok gazebo hingga menikmati matahari terbenam di sana.

“Saya berterima kasih ekowisata di Desa Wisata Sungai Kupah ini sudah memberikan inspirasi untuk kita semua. Saat ini mata dunia sedang tertuju pada mangrove dan Kubu Raya ini surganya mangrove, saatnya kita ajak mata dunia tertuju kepada Kubu Raya. Mari kita tanam (mangrove) sebanyak-banyaknya sehingga bisa menjadi pabrik oksigen di dunia,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga berkesempatan menyusuri track mangrove yang terbentang di sepanjang Desa Wisata Sungai Kupah. Menparekraf juga berkesempatan memberikan 50 bibit mangrove untuk ditanam.

"Tadi saya diminta 10 bibit mangrove tapi saya naikan menjadi 50 bibit mangrove dan kami akan promosikan secara totalitas di kanal sosial media kami,” katanya.

Menurutnya, desa wisata Sungai Kupah berada di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Terletak di penghujung hulu Sungai Kapuas, sedangkan hilir berada tepat di Selat Karimata yang berbatasan dengan Laut Natuna dan melewati garis khatulistiwa.

Selain wisata mangrove, Desa Wisata Sungai Kupah memiliki berbagai potensi lainnya. Seperti wisata susur sungai, dimana wisatawan dapat menyusuri aliran sungai terakhir dari Sungai Kapuas yang melewati Desa Sungai Kupah sambil melihat langsung spesies monyet langka yang sudah hampir punah. Seperti monyet bekantan, monyet ekor panjang, juga lutung. Selain itu ada pula spesies Burung Raja Udang dan Burung Elang.

Desa Wisata ini juga memiliki paket wisata Kampung Nelayan dimana wisatawan dapat menikmati nuansa kampung nelayan yang asri dengan keseharian masyarakat bertransaksi jual beli ikan segar. Selain potensi wisata berbasis alam, Desa Wisata Sungai Kupah juga memiliki ragam potensi seni.

Seperti tari mangrove yang menggambarkan tentang lingkungan mangrove yang saat ini kondisinya kerap dikelilingi oleh sampah kiriman dari muara Sungai Kapuas. Tarian ini juga memperlihatkan usaha masyarakat yang mengikat dan membersihkan sampah-sampah, sebagai upaya menjaga dan melestarikan kawasan hutan mangrove.

“Selain itu ada juga Tundang (pantun dendang). Merupakan seni yang disampaikan lewat lisan dalam bentuk pantun diiringi dengan gendang. Kesenian tundang pada dasarnya memang harus menggunakan alat musik tradisional dan diiramakan menjadi sebuah lirik lagu atau syair yang disesuaikan dengan keadaan ataupun suasana sekitar”, ujarnya.

Dalam hal ini,Menparekraf berkomitmen untuk memperkuat pengembangan Desa Wisata Sungai Kupah. Salah satunya mendorong perbaikan akses menuju desa wisata ini yang sedikit rusak. Karenanya Menparekraf sudah melakukan koordinasi dengan kementerian PUPR untuk melakukan perbaikan.

Sementara terkait pengelolaan sampah, pihaknya menghadirkan langsung solusi yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu yaitu tempat sampah multifungsi. Dalam hal ini tempat sampah yang digunakan masih sangat tradisional, karenanya pemerintah menghadirkan tempat sampah 3in1

“Inilah bentuk gerak cepat kita sebagai langkah awal dan kami akan mengajak pihak-pihak lain untuk menghadirkan tempat sampah agar lebih representatif. Kemudian potensi-potensi wisata yang ada di sini untuk dipromosikan seperti anyaman, kita akan bawa saat event MotoGp 2022 di Mandalika, Lombok serta beberapa produk yang nanti akan kita kurasi dan kita tawarkan pada ajang G20,” ucapnya.

“Kalimantan Barat sendiri ditargetkan memiliki 128 Desa Wisata untuk didaftarkan di Jaringan Desa Wisata (Jadesta). Ini simbol kebangkitan ekonomi, peluang usaha dan lapangan kerja, simbol kekuatan ekonomi baru yang sedang kita susun bersama Presiden Joko Widodo yaitu desa wisata bahari,” tambah Sandiaga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: