Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Remaja India yang Kehilangan Identitasnya Usai Larangan Hijab Terbit

Kisah Remaja India yang Kehilangan Identitasnya Usai Larangan Hijab Terbit Kredit Foto: Reuters/Francis Mascarenhas

Perdebatan mengenai hijab ini dimulai pada bulan Januari lalu. Muslim di India hanya 14 persen dari 1,4 miliar total penduduk, tapi itu cukup untuk menjadikannya sebagai populasi Muslim terbesar kedua di dunia setelah Indonesia.

Saat itu, para pegawai sekolah menengah atau junior college di Kota Udupi, Karnataka, melarang masuk para siswi berhijab. Alasannya karena melanggar tata tertib berbusana.

Baca Juga: Organisasi Kerja Sama Islam Bikin Pernyataan Mengejutkan Soal Larangan Hijab di India

Larangan itu direspons dengan unjuk rasa di depan sekolah. Demonstran berkeras siswi Muslim harus diizinkan memakai hijab di kepala mereka selama di sekolah. Dari situ, makin banyak sekolah di Karnataka yang menerapkan peraturan larangan berhijab di sekolah hingga mendorong ratusan Muslimah turun ke jalan.

Para ekstremis Hindu menggelar unjuk rasa tandingan dengan memakai selendang warna kuning kunyit yang diasosiasikan dengan agama mereka dan sering dipakai nasionalis Hindu. Mereka meneriakkan “Salam Dewa Ram”, ungkapan yang digunakan untuk merayakan dewa sebelum ungkapan itu dikooptasi oleh nasionalis Hindu.

Di salah satu kampus, seorang siswa Hindu memanjat tiang bendera dan mengibarkan selendang kuning kunyit nasionalis. Teman-temannya memberi semangat dengan menyorakinya dari bawah.

Seorang siswi Muslim bertemu dengan sekelompok pria yang meneriakkan slogan-slogan mereka. Siswi itu membalasnya dengan mengangkat tangan dan mengucapkan takbir “Allahu Akbar”.

Demi meredakan ketegangan, pemerintah daerah yang dikuasai Partai Bharatiya Janata yang dipimpin Modi menutup sekolah dan kampus selama tiga hari. Kemudian, pihak berwenang menerapkan larangan memakai hijab di kelas di seluruh negara bagian.

Beberapa siswi menerimanya dan masuk ke ruang kelas tanpa hijab. Siswi yang lain menolaknya dan dilarang bersekolah selama hampir dua bulan. Seperti siswi di Kota Udupi, Ayesha Anwar. Siswi berusia 18 tahun itu tidak mengikuti ujian dan tertinggal dari teman-temannya. “Saya merasa dikecewakan semua orang,” kata Anwar bersama teman-temannya di sebuah kafe.

Enam siswi yang menggugat larangan yang kini diperkuat pengadilan itu mengatakan, hak-hak kebebasan beragama dan mendapatkan pendidikan telah dilanggar. Aliya Assadi salah satu penggugatnya.

“Saya orang India dan seorang Muslim, ketika saya memandang ini dari sudut pandang seorang Muslim, saya melihat hijab saya dipertaruhkan, dan sebagai seorang India saya melihat nilai-nilai konstitusional saya telah dilanggar,” ujar Aliya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: