Heboh Nikah Beda Agama Stafsus Jokowi, Ini Perbedaan Dalil Nurcholis, Gus Baha, dan Quraish Shihab
Menurut Nurkholis, prinsip penerapan hukum dalam Islam itu tak berlaku diskriminatif. Kalau satu hukum membolehkan bagi laki-laki berarti boleh juga bagi perempuan. Dia memaknai QS Al Maidah ayat 5 itu bisa juga muslimah menikahi dengan lelaki beriman dari kalangan ahlul kitab.
Kedua, ada kaidah hukum segala sesuatu boleh sepanjang tidak ada nash yang melarang. Menurut dia, dari 6.666 ayat tidak ada satu pun nash yang melarang muslimah menikah dengan lelaki non Muslim. Tiadanya larangan itu dimaknai sebagai pembolehan Muslimah menikahi lelaki non Muslim.
2. Gus Baha
KH Bahaudin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha menegaskan, ayat dalam QS Al Maidah ayat 5 yang menjadi landasan bolehnya menikahi perempuan beda agama menjadi hal sensitif dalam pembahasan fiqih. Gus Baha menegaskan, ayat tersebut menjelaskan jika perempuan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) boleh dinikahi orang Muslim (pria). Jadi bukan sebaliknya, Yahudi dan Nasraninya pria dan mempelai perempuannya Islam. Pada teorinya, ujar Gus Baha, kemungkinan penguasaan itu pada pria.
“Jika yang Islam adalah pria, maka masih mungkin penguasaannya ada pada dia (saat menikahi perempuan Kristen). Jadi bkan sebaliknya. Makanya, redaksinya adalah: perempuan terhormat dari pemeluk Islam dan Ahli Kitab yang diturunkan sebelum Alquran. Jadi ini perempuan," ujar Gus Baha dalam akun YouTube Ngaji Online.
"Makanya, anda ngaji sampai mati pun tidak bakal ada dalil pernikahan saling-silang. Tetap batasnya perempuan. Jadi orang Islam (pria) itu boleh menikahi orang Islam (perempuan) dan boleh menikahi perempuan ahli kitab,” tambah Gus Baha.
Meski teks Alquran menjelaskan hal tersebut, dia mengungkapkan, agar jangan sampai disimpulkan secara berlebihan untuk mendukung nikah lintas agama. Menurut dia, Imam Syafi’i ketat soal perempuan ahli kitab yang khalishah (murni). Apa itu khalishah? Gus Baha menjelaskan, para ulama mengungkapkan jika khalishah adalah yang belum tercampuri (selain tauhid).
“Yang imannya masih lurus. Bukannya itu sama dengan Islam? Iman yang masih lurus kan artinya Islam? Untuk apa ahli kitab?”
Menurut dia, teks Alquran tersebut menunjukkan Alquran itu hanya anti sama orang yang tidak bertuhan. Karena dalam banyak hal, Alquran itu mau mengakui Yahudi dan Nasrani.
“Bukan semua. Soal trinitas itu harus dilawan. Alquran bolak-balik bilang: Sungguh kafir orang yang berkata Allah adalah Al-Masih anak Maryam. Akidah jelas dilawan. Trinitas jelas dilawan. Tapi dalam banyak hal, Alquran itu mengakui keberadaan ahli kitab karena tetap lebih baik, beretika dan bermoral daripada yang tidak bertuhan,” jelas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: