"Itu impossible. Dari data saya, periode 1 Januari-16 Maret, perbincangan tentang perpanjangan masa jabatan presiden dan tiga periode, total mention adalah 98.585, terdiri dari online news 29.786, Facebook 131, Twitter 68217, dan Instagram 461, bahkan tidak sampai berjuta juta," papar Ismail, yang mengambil doktornya di Belanda.
Lebih lanjut Ismail mengingatkan saat ada klaim yang mengatasnamakan big data, "Ada tiga hal yang penting yaitu keyword, periode riset, dan sumber datanya dari mana Twitter, TikTok atau Facebook misalnya. Ini agar klaim tersebut bisa diverifikasi peneliti lain".
Baca Juga: Soal Undangan ke KPU dan Bawaslu Bahas Tunda Pemilu 2024, Mahfud MD Ngaku...
Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia-Denny JA, Adjie Alfaraby mengingatkan tiga hal terkait manuver isu penundaan pemilu.
Pertama, manuver penundaan pemilu merupakan pengkhianatan atas reformasi. Kedua, manuver penundaan pemilu dan wacana Presiden tiga periode melecehkan akal sehat publik. Ketiga, "Dengan adanya pernyataan Menteri Kabinet, dan Ketum parpol untuk menunda pemilu menandakan masih kuatnya pola pikir otokratik dan mental anti demokrasi pada elit yang berkuasa, yang membahayakan agenda demokrasi," tegas Adjie.
Kepala Balitbang Daerah DPD Demokrat Jawa Tengah, Wahyuning Chumaeson mengingatkan Demokrat dan masyarakat sipil perlu melakukan strategi komunikasi politik yang tepat.
"Komunikasi politik perlu dilakukan agar semua komponen bersama- sama bergerak efektif menghadapi gerakan wacana penundaan pemilu, pembuatan, penyebarluasan, penerimaan dan dampak dampak informasi berkonteks politik perlu dilakukan secara efisien untuk menghadapi wacana penundaan pemilu," tegas Wahyuning.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar