EDM CSWG Dimulai, KLHK Susun Langkah Awal Atasi Permasalahan Lingkungan Hidup & Perubahan Iklim
Pertemuan G20 EDM CSWG di kota Yogyakarta ini secara umum mengusung tiga agenda prioritas: Pertama, mendukung pemulihan yang lebih berkelanjutan, dalam hal ini untuk mempromosikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan memaksimalkan manfaat tambahan dari program pemulihan Pasca-Covid-19 dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Kedua, Peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim. Dalam hal ini, untuk menekankan pentingnya kontribusi ekosistem yang unik untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta ekonomi biru.
Baca Juga: KLHK Sebut Ada Potensi Lonjakan Kontribusi Multiusaha Kehutanan bagi Kesejahteraan Bangsa
Ketiga, peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim. Dalam hal ini, untuk mendukung implementasi mekanisme pembiayaan yang inovatif dan mobilisasi pendanaan untuk alam dengan melekatkan pada pentingnya dan peran sektor swasta.
Selain tiga isu prioritas utama, Pemerintah Indonesia juga membawa misi penguatan kerja sama global untuk bisa menghasilkan kecepatan dan aksi nyata terhadap topik-topik, seperti Implementasi post-2020 kerangka keanekaragaman hayati global; Restorasi ekosistem yang berfokus untuk mengurangi degradasi lahan dan meningkatkan konservasi, pengelolaan berkelanjutan, dan pemulihan habitat terrestrial khusus lahan gambut, mangrove dan/atau ekosistem unik lainnya.
Selain itu, Mendukung komitmen global terhadap pengelolaan sumber daya air termasuk pengelolaan danau berkelanjutan, pengelolaan Daerah Aliran sungai, dan efisiensi sumber daya air untuk mencapai ketahanan air dan mendukung target SDG’s Nomor 6; Menciptakan pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif untuk mendukung pemulihan ekosistem dan ekosistem laut; dan Penguatan rencana aksi sampah laut dan tindakan lebih lanjut perlindungan terpadu ekosistem pantai dan laut dari pencemaran berbasis darat dan laut dengan fokus khusus pada keterlibatan masyarakat.
Tiga isu prioritas dan misi-misi utama EDM-CSWG akan dibahas dan dirumuskan menjadi komitmen kolektif G20 melalui adopsi suatu Communiqué Menteri-Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim G20 sebagai dokumen utama hasil pertemuan. Communiqué ini direncanakan akan diadopsi pada Pertemuan Tingkat Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim G20 yang akan diselenggarakan pada 31 Agustus 2022 di Bali, Indonesia.
Adapun pembahasan substansi dan elemen dari Communiqué akan diselenggarakan dalam tiga pertemuan tingkat Deputi/Direktur Jenderal Anggota G20 yang dilaksanakan secara berurutan di Yogyakarta pada 21–24 Maret 2022; di Jakarta pada 19–21 Juni 2022; dan di Bali pada 29–30 Agustus 2022.
Rangkaian pertemuan EDM-CSWG tidak hanya akan dihadiri oleh anggota G20. Pemerintah Indonesia juga turut mengundang Spanyol sebagai negara undangan permanen, Belanda, Singapura, Fiji, Belize, Senegal, Rwanda, dan Uni Emirat Arab. Fiji diundang sebagai representasi negara berkembang dan negara kepulauan, sedangkan Belize, Senegal, Rwanda, sebagai representasi kemajukan negara-negara di benua Afrika. Selain negara, sejumlah organisasi internasional juga akan terlibat dalam pertemuan EDM-CSWG antara lain UNEP, FAO, IFAD, UNDP, dan ASEAN.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: