Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ikuti Arahan Wapres, Lebih dari 3.000 Pesantren di Jabar Kini Miliki Usaha Sendiri

Ikuti Arahan Wapres, Lebih dari 3.000 Pesantren di Jabar Kini Miliki Usaha Sendiri Kredit Foto: Instagram/Maruf Amin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, lebih dari 3.000 pesantren di Provinsi Jawa Barat memiliki usaha syariah mandiri. Pasalnya, saat ini setiap pesantren mengikuti program one pesantren one product (OPOP).

Menurutnya, hal ini sesuai dengan arahan Wakil Presiden (Wapres) Ma'aruf Amin selaku ulama aktif yang menyuarakan keunggulan penerapan ekonomi syariah di lingkungan pesantren. Terlebih, saat ini terpilih sebagai Wapres sekaligus Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Dalam hal ini, semangat mengampanyekan pemberdayaan ekonomi syariah di lingkungan pesantren khususnya dengan meminta agar tiap pesantren memiliki usaha syariah sendiri kian menggelora.

Baca Juga: Minta Hapus 300 Ayat Al-Qur'an, Pendeta Saifuddin Ibrahim Ternyata Mantan Ustaz di Pesantren...

"Jadi selama tiga tahun arahan Wapres sudah kami laksanakan sehingga pesantren-pesantren yang punya bisnis itu sudah lebih dari 3.000 pesantren," ungkap Rudwan Kamil dalam keterangan tertulis, Rabu (23/3/2022).

Bahkan, saat ini sekitar 17% dari 3.000 pesantren tersebut telah memanfaatkan teknologi digital dalam bisnisnya. "(Sekarang) kasih makan ikan pakai handphone (Hp), kasih makan ayam, nyiram tanaman, termasuk (Ponpes) Al Ittifaq juga begitu ya. Jadi semua sudah dengan internet of things, itulah masa depan pangan Jawa Barat sesuai arahan Wapres yang akan dikembangkan," ujarnya.

Ridwan Kamil juga meminta agar inovasi-inovasi pemberdayaan ekonomi syariah di lingkungan pesantren dapat diberitakan ke seluruh nusantara. "Jangan anggap remeh, ekonomi pesantren ini adalah kelas dunia, kerja samanya sudah dengan Jepang, sudah dengan Belanda, teknologi setara dengan mereka, dan diselenggarakan bukan oleh korporasi besar, tapi oleh pesantren," tegasnya.

Lebih jauh, Kang Emil menuturkan bahwa melalui program Digitalisasi Pertanian di Ponpes Al Ittifaq yang diresmikan Wapres hari ini, nantinya pesantren-pesantren kecil yang memiliki usaha sendiri akan dimentori dan difasilitasi penjualan produknya. "Pesantren yang kecil-kecil nanti dimentori dan difasilitasi penjualannya via (Ponpes) Al Ittifaq ini karena kadang-kadang kalau dari pesantren langsung ke pasar, itu banyak dinamika yang akhirnya merugikan," terangnya.

Dengan demikian, kata Kang Emil, pesantren-pesantren kecil sebaiknya bersatu dalam korporasi bisnis yang misalnya dimotori Al Ittifaq, kemudian Al Ittifaq yang bernegosiasi dengan pasar. "Jadi secara statistik itu dan insya Allah seluruh pesantren diharapkan punya model bisnis mendekati apa yang ada di sini," harapnya.

Sebelumnya, Wapres pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa modernisasi usaha dan menjadikan pondok pesantren sebagai basisnya seperti dicontohkan Ponpes Al Ittifaq dapat menjadi model pengembangan usaha di pondok-pondok pesantren di seluruh Tanah Air.

"Dengan teknologi yang tinggi, kualitas produknya yang baik, dan punya pasar terbuka di pasar-pasar modern, permodelan ini (dapat) dijadikan sebagai pilot project yang akan dikembangkan di seluruh pesantren-pesantren di Indonesia," tuturnya.

Wapres pun menegaskan bahwa fungsi pesantren saat ini tidak hanya sebagai pusat pendidikan dan dakwah Islamiyah, tetapi juga harus menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui sektor produksi maupun keuangan.

"Ini produksi pesantren Al Ittifaq menjadi satu model yang ingin kita kembangkan. Berbagai macam komoditi ada, dan sudah mengadopsi teknologi yang ada di berbagai negara (seperti) Belanda (dan) Jepang, sehingga produknya itu punya standar internasional," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: