Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aksi Pawang Hujan di Mandalika, Gus Muwafiq Lantang: Musyrik Tidak Seperti Itu, Ini Namanya Ilmu...

Aksi Pawang Hujan di Mandalika, Gus Muwafiq Lantang: Musyrik Tidak Seperti Itu, Ini Namanya Ilmu... Kredit Foto: Instagram/Rara Isti Wulandari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aksi pawang hujan bernama Rara Istiani Wulandari atau Mbak Rara di ajang MotoGP 2022 Mandalika, beberapa waktu lalu dianggap sebagian orang sebagai perbuatan musyrik.

Akibatnya, Mbak Rara pun banjir cemoohan dan hujatan.

Baca Juga: Ceramah Gus Muwafiq Ungkap Nabi Muhammad Pernah ke Dukun karena Takut dengan Malaikat Jibril

Namun, KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq justru menyebut hal yang dilakukan Mbak Rara itu bukan musyrik.

Gus Muwafiq mengatakan tindakan Mbak Rara adalah ilmu yang disebut spiritual.

“Musyrik tidak seperti itu. Bahwa manusia memiliki usaha. Misalnya berlindung dari harimau, manusia membuat senapan. Berlindung dari gempa membuat fondasi, berlindung dari hujan ya membuat ilmu pawang,” ujar Gus Muwafiq seperti dikutip dari channel YouTube BBS Kemranjen pada Kamis (24/3/2022).

Menurutnya, untuk survive manusia membutuhkan ilmu. Dikatakan, ilmu-ilmu tersebut ada karena manusia harus survive.

“Untuk anti hujan ya butuh ilmu anti hujan dong. Kalau semuanya tiba-tiba dikatakan musyrik, menanam padi untuk survive adalah musyrik juga. Karena lebih percaya pada padi daripada Allah,” terangnya.

Gus Muwafiq menantang orang-orang yang menuduh Rara musyrik agar berdoa supaya tidak turun hujan. “Ya nggak apa-apa udah. Kalau dia bilang musyrik, suruh dia datang dan suruh berdoa, hujan nggak itu. Suruh dia berdoa di situ. Kalau masih hujan, berarti doanya tidak manjur. Gitu aja,” terangnya.

Gus Muwafiq menambahkan jika semua disiplin ilmu disebut musyrik dan orang yang menuduhnya tidak tanggungjawab, maka jadinya hanya bisa memusyrikkan.

“Mandalika butuh tidak hujan, maka adanya itu ya suruh gunakan itu. Yang bijaksanalah dengan ilmu. Jangan semua ilmu kemudian disebut musyrik,” papar Gus Muwafiq.

Dia menerangkan aksi pawang hujan itu bukan budaya. Tetapi ilmu. “Itu namanya spiritual,” tukasnya.

Gus Muwafig menjelaskan yang dimaksud adalah ilmu mensiasati hujan. Untuk menurunkan hujan dan supaya tidak turun hujan juga ada ilmunya.

Dia menceritakan Mbah Kholil Bangkalan (Syaikhona Muhammad Kholil) juga pernah melakukan hal serupa.

Saat itu, Mbah Kholil diminta oleh Bupati Bangkalan, Madura karena ada acara pernikahan.

Bupati Bangkalan minta kepada Mbah Kholil supaya tujuh hari tujuh malam tidak hujan.

“Kemudian Mbah Kholil menulis sesuatu lalu suruh dipaku di atas pintu. Setelah nggak hujan beneran dengan alat itu, bupatinya pengen tahu. Ini tulisannya apa? Mbah Kholil menjawab ini tulisanya Bupati Balakna Raje. Siapa sih yang ngomong musyrik itu. Saya pengen tahu orangnya,” tutur Gus Muwafiq.

Soal Mbak Rara yang beragama Islam, Gus Muwafiq tidak mempersoalkan.

“Lha memangnya kenapa. Saya juga sering diminta bagaimana hujan tidak datang. Kiai pasti diminta supaya tidak hujan. Yang punya ilmu macam-macam,” katanya.

Terkait cara Mbak Rara menggunakan logam dan mangkuk tembaga, Gus Muwafiq juga tidak mempermasalahkan.

“Iya itu kan caranya dia (Mbak Rara, Red). Saya pengen tahu orang yang bilang musyrik itu suruh datang dan berdoa hentikan hujan kalau bisa. Memang doa itu ada kelasnya ada. Iya begitu aja,” pungkasnya.

Seperti diberitakan, Rara Isti Wulandari atau Mbak Rara, si pawang hujan pada ajang MotoGP 2022 Mandalika angkat bicara terkait komentar beberapa pihak terkait aksinya mengendalikan hujan menggunakan bantuan jin.

Rara akui, aksinya mengusir awan atau mendatangkan hujan, melibatkan bantuan makhluk halus dari alam lain. Namun dia membantah, itu adalah jin. Dia mengaku menyebutnya roh leluhur.

“Kalau memang ada alam lain, ada roh lain, Rara kan bilangnya leluhur. Kalau di Bali kan Dewa Dewi,” kata janda anak satu ini dikutip dari Podcast Deddy Corbuzier kanal YouTube, pada Kamis 24 Maret 2022.

Lebih lanjut, Rara mengatakan, ketika dia melakukan atraksi memanggil hujan atau mengusir hujan, dirinya dalam meditasi mengaku bahwa langit adalah di bawah kendalinya.

“Langitu itu atas ijin Tuhan, langit itu milik Rara. Di langit itu terisi teman-teman Rara, para pekerja, pembalap, pokoknya pemerintah. Nah langit itu ada AC besar, remotnya di Rara,” ucap Rara.

Meski mendapat cemoohan dengan istilah pawang hujan ‘kehujanan’. Rara mengaku bangga menjadi sorotan dunia.

Sebelumnya. salah satu ulama, Ustad Fikri Haikal MZ berpendapat pawang hujan biasanya menggunakan bantuan jin untuk menahan hujan.

“Pawang hujan, ini meminta bantuan jin. Untuk mengusir dan menahan hujan. Padahal kita tahu, hujan itu adalah rahmat,” kata Ustad Fikri Haikal MZ dikutip kanal YouTube Netmediatama, dikutip Selasa 22 Maret 2022.

Menurutnya, orang muslim yang beriman harus hati-hati mendatangi pawang hujan. Sebab, hal itu bisa menjerumuskan kepada kesyirikan.

“Ketika seseorang yang mengaku pawang hujan, gembar-gembor mampu menggiring dan menahan turunnya hujan. Saudara, hati-hati karena boleh jadi dalam praktiknya, ia melakukan dan meminta bantuan jin. Inilah haram. Dalam Islam jelas hukumnya haram,” tegasnya

Dia jelaskan bahwa pawang hujan yang meminta bantuan jin, artinya menduakan Allah SWT. Inilah yang disebut sebagai syirik akbar yang pelakunya bisa keluar dari Islam.

“Meminta bantuan jin itu artinya menyekutukan Allah, terjebak kepada hal yang sifatnya syirik. Hati-hati ini menyebabkan kita terjebak menjadi orang yang musyrik kepada Allah SWT,” terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: