Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keputusan IDI Berhentikan Dokter Terawan Sudah Tepat?

Keputusan IDI Berhentikan Dokter Terawan Sudah Tepat? Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemberhentian mantan Menteri Kesehatan, dr Terawan Agus Putranto SpRad(K), oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) sebagai anggotanya, munculkan perhatian di masyarakat.

Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, juga ikut merespons. Katanya, IDI melakukan itu sebagai peringatan kepada seluruh anggota IDI agar tegak lurus dengan standarisasi kesehatan publik yang ditetapkan organisasi profesi tersebut.

Baca Juga: Panas! Usai Terawan Dipecat IDI, Ribka Tjiptaning Sebut Jokowi Dilecehkan

"Maksud IDI adalah baik yaitu menjaga dunia kesehatan Indonesia tetap kredibel di mata publik Indonesia dan dunia," katanya dalam keterangan tertulis.

Dalam hal ini, IDI mempertahankan minimnya kesalahan dalam dunia kesehatan, yang mana itu adalah sebuah keharusan.

"Bisa dimaklumi bahwa IDI berupaya menjaga kesehatan masyarakat itu dengan sesuatu yang proven," katanya.

Tetapi, menurutnya, inovasi memang memerlukan keleluasaan yang tinggi. Bila dibatasi dengan standar super ketat, tentu itu adalah kelemahan.

"Bagi analis kebijakan publik, dua cara padangan yang berbeda ini menarik. Satu sisi IDI sangat ketat, disisi lain inovasi dan kreatifitas juga dibutuhkan agar dunia kesehatan Indonesia dapat mandiri dan berkembang jauh melampaui negara lainnya," sebutnya.

Bagi Achmad, IDI terkesan terlalu mengikuti WHO, dimana inovasi dan kemandirianya dalam hal kesehatan dapat disetir. Alih-alih dapat berdiri sendiri, kesehatan nasional terasa sebagai kepanjangan tangan oligarki kesehatan dunia, termasuk industri farmasi di belakangnya.

Baca Juga: Kritik Pemecatan Terawan dari IDI, Kader PDIP Sebut IDI Lebih Baik Urus yang Lain

Ia menambahkan, dunia kesehatan perlu memberikan ruang kreativitas bagi tenaga kesehatan agar dapat berinovasi, namun tetap menjaga efek samping fatal dalam uji cobanya.

Perlu Dicari Jalan Tengahnya

Achmad menyebut, IDI sebaiknya tidak semudah itu memberhentikan mantan Menteri Kesehatan itu. Dan juga, dokter Terawan mesti bisa menjelaskan lebih baik segalanya kepada IDI.

"Dokter Terawan seharusnya bisa menjelaskan dengan baik kepada IDI, duduk bersama mencari titik temu, memilih compliance mana yang fleksible yang harus diikuti oleh dokter Terawan dan IDI bisa menyampaikan bila compliance tidak dipenuhi maka akan diberi sangsi," ujar Achmad.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Adrial Akbar
Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: