Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Pertamax Naik per 1 April: Pengaruh Harga Minyak Dunia hingga Tak Ingin Subsidi Mobil Mewah

Harga Pertamax Naik per 1 April: Pengaruh Harga Minyak Dunia hingga Tak Ingin Subsidi Mobil Mewah Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki

Erick menyebut, kebijakan ini diambil menyusul tingginya subsidi pemerintah terhadap BBM yang selama ini mencapai puluhan triliun. Erick mengatakan, BUMN sejak awal bertekad melakukan transformasi besar-besaran agar mampu berkontribusi lebih besar bagi negara lewat dividen.

"Tentu kita dukung program pemerintah lewat dividen karena tidak mungkin dalam kondisi ekonomi hari ini pemerintah hanya mengandalkan pajak, perlu ada dividen yang dipakai untuk program apakah sekarang subsidi BBM yang masih berjalan," ucap Erick.

Baca Juga: Masyarakat Mohon Sabar Soal Kenaikan Harga BBM, Opung Luhut Kasih Alasan: Jebol Nanti...

Untuk menekan beban keuangan Pertamina, selain melakukan efisiensi ketat di seluruh lini operasi, penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) tidak terelakkan untuk dilakukan, tetapi dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Irto Ginting, menegaskan bahwa Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat. Selain itu, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya.

"Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun 2019," tegas dia.

Penyesuaian harga ini, lanjut Irto, masih jauh di bawah nilai keekonomiannya. Dengan demikian, penyesuaian harga Pertamax menjadi Rp12.500 per liter ini masih lebih rendah Rp3.500 dari nilai keekonomiannya.

"Ini dilakukan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat," ujar Irto.

Tanggapan Masyarakat

Koordinator Penggerak Milenial Indonesia (PMI) M Adhiya Muzakki menilai, kenaikan harga BBM jenis Pertamax merupakan keputusan yang bijak untuk dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

"Kami nilai itu sebuah keputusan yang bijak. Yang tadinya mau naik Rp16.000, turun jadi Rp12.500," kata Adhiya di Jakarta, Jumat (1/4/2022).

Kebijakan soal naiknya Pertamax dinilai Adhiya bukan tanpa alasan. Mengingat, saat harga minyak mentah dunia melonjak drastis. Terlebih, Pertamax merupakan bahan bakar minyak yang tidak disubsidi oleh Pemerintah.

"Hari ini, minyak mentah dunia harganya melonjak drastis. Wajar jika Pertamax sebagai bahan bakar minyak nonsubsidi ikut naik," ucap dia.

Di sisi lain, Adhiya menilai yang paling terdampak dari kenaikan Pertamax bukan masyarakat kecil, melainkan masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Masyarakat inilah menurut dia yang akan terkena dampaknya langsung.

"Jadi, yang terdampak adalah masyarakat kelas menengah ke atas. Masyarakat bawah tidak terlalu terkena dampaknya," ujarnya.

Adhiya berharap, kenaikan Pertamax yang mulai berlaku per April ini bisa mengurangi pengguna kendaraan pribadi dan beralih ke moda transportasi umum. Menurutnya, hal itu akan menjadi lebih baik untuk mengurai kemacetan dan mengurangi polusi udara di Indonesia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: