Nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara (Sumut) pada Februari 2022 mengalami penurunan dibandingkan Januari 2022, yaitu dari USD956,41 juta menjadi USD885,40 juta atau turun sebesar 7,43 persen. Bila dibandingkan dengan Februari 2021, ekspor Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 19,75 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasnudin mengatakan untuk nilai impor melalui Sumatera Utara Februari 2022 atas dasar CIF (cost, insurance & freight) sebesar USD473,42 juta atau turun sebesar 10,56 persen dibandingkan Januari 2022 yang mencapai USD529,29 juta. Bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai impor mengalami kenaikan sebesar 11,16 persen.
Baca Juga: Dalam 3 Tahun Terakhir, Ekspor Cangkang Sawit Indonesia Terus Meningkat!
"Golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar Sumatera Utara pada Februari 2022 terhadap Januari 2022 adalah golongan ampas/sisa industri makanan sebesar USD10,07 juta (25,81%)," katanya, Senin (4/4/2022).
Ekspor ke Tiongkok pada Februari 2022 merupakan yang terbesar yaitu USD125,09 juta diikuti Amerika Serikat sebesar USD77,00 juta dan Rusia sebesar USD56,41 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 29,20 persen.
"Menurut kelompok negara utama tujuan ekspor pada Februari 2022, ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan nilai USD293,00 juta (33,09%)," ujarnya.
Baca Juga: BPS Catat Maret 2022 Terjadi Inflasi 0,66%
Sementara itu, nilai impor menurut golongan penggunaan barang Februari 2022 dibanding Januari 2022, barang modal turun sebesar 27,86 persen, barang konsumsi turun 26,33 persen dan bahan baku/penolong turun sebesar 6,90 persen.
"Pada Februari 2022, golongan barang yang mengalami kenaikan nilai impor terbesar adalah gula dan kembang gula sebesar USD22,01 juta (311,95%)," ujarnya.
Nilai impor Februari 2022 dari Tiongkok merupakan yang terbesar, yaitu USD124,21 juta dengan perannya mencapai 26,24 persen dari total impor Sumatera Utara, diikuti Singapura sebesar USD67,70 juta (14,30%) dan Malaysia sebesar USD62,75 juta (13,25%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: