Polda Metro Jaya Pastikan Pelaku Pengeroyokan Ade Armando Bukan Mahasiswa, Ini Fakta-faktanya
"Bukan (mahasiswa), yang saya dengar bekerja sebagai satpam," ucapnya.
Kapolsek Megamendung AKP Tri Lesmana juga membenarkan jika AP tinggal di Kecamatan Megamendung. Terkait kasusnya sendiri, saat ini tengah ditangani oleh Polda Metro Jaya.
Tri juga menyebut AP tidak berstatus sebagai mahasiswa. Melainkan petugas satpam salah satu hotel di kawasan Puncak.
Baca Juga: Fokusnya kok ke Ade Armando, "Motif Ciptakan Kerusuhan Berhasil, Pengalihan isu benar-benar terjadi"
"Bukan, bukan (mahasiswa) kalau itu saya pastikan bukan. Dia sebagai karyawan security hotel di wilayah sini (Puncak)," katanya.
Diketahui, sebelum dikeroyok, Ade Armando bersama rekan-rekannya datang ke tempat massa demonstrasi untuk melakukan peliputan atas nama Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS). Peliputan tersebut dilakukan Ade Armando untuk membuat konten Youtube dan media sosial.
"Tujuannya untuk membuat konten youtube dan media sosial Gerakan PIS," kata Sekjen PIS bernama Nong Darol Mahmada.
Baca Juga: Prof Suteki: Ade Armando Boleh Sesumbar Kebal Hukum, Tapi Tidak Kebal Takdir
Menurut Nong Darol Mahmada, pada awalnya tidak ada masalah, bahkan beberapa media massa mewawancarai Ade Armando. Pukul 15.35 WIB tim menyepakati untuk menyudahi peliputan. Posisinya saat itu ada di depan pintu gerbang utama DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.
Kemudian pukul 15.38 WIB tim mundur dari posisi semula dan menjauh dari massa demontrasi. Saat mundur beberapa orang massa di situ terlihat mengawasi dan saling berbisik di antara mereka. Pukul 15.40 WIB tiba-tiba didatangi oleh seorang ibu-ibu tidak dikenal sambil memaki-maki.
"Makian ibu-ibu inilah yang merangsang massa untuk bertindak beringas. Mereka semua mengepung Ade Armando dan tim," kata Nong Darol Mahmada.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas