Luhut Ogah Buka Klaim Big Data, Pengamat Singgung Hoax Politik: Efek dari Hal Ini...
Peneliti sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Survei Kedai Kopi Kunto Adi Wibowo mengatakan hoaks memiliki efek yang sangat mengerikan.
Hal ini disampaikan menanggapi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang diduga menyebarkan berita bohong (hoaks) dan membuat keonaran.
Tudingan tersebut muncul lantaran Luhut tidak ingin membeberkan big data soal klaim 110 juta pengguna media sosial yang menginginkan penundaan pemilu.
“Menurut saya efek dari hoaks politik itu tidak hanya berujung pada unjuk rasa (terjadi keonaran, red),” ujar Kunto dilansir GenPI.co, Kamis (14/4).
Kunto menilai hoaks juga merusak kemampuan warga dalam berpikir rasional berdasarkan fakta dan data tentang sebuah isu yang berkaitan dengan hajat hidup banyak orang.
Baca Juga: Sering Dibilang Perdana Menteri, Pengamat Bongkar Arti Penting Opung Luhut untuk Jokowi, Simak!
“Klaim big data ini juga menyerang kemampuan berpikir kritis warga Indonesia untuk memutuskan sikapnya,” ucap Kunto.
Kunto lantas memberikan salah satu contoh hoaks yang membuat rugi banyak orang, yakni kebohongan Ratna Sarumpaet.
Menurutnya, hal tersebut membuat rugi masyarakat lantaran berita penting seperti gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah jadi tertutup oleh isu hoaks tersebut.
“Di tengah banyaknya krisis multidimensi yang diderita oleh warga Indonesia, hoaks ini menganggu fokus kita untuk bisa mencerna informasi,” kata dia.
Baca Juga: Geruduk Opung Luhut, Rocky Gerung Klaim Mahasiswa UI Berhasil Kuliti Seorang Pejabat yang Berbohong
Oleh sebab itu, menurutnya, Luhut harus membeberkan isi big data yang dia klaim.
“Dia juga harus mengajarkan warga untuk berpikir kritis dalam isu politik yang penting,” tandas Kunto. (*)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto