Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wapres Minta Penyaluran ZIS Tepat Sasaran

Wapres Minta Penyaluran ZIS Tepat Sasaran Wapres Maruf Amin. | Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma'ruf Amin menyatakan bahwa penyaluran zakat, infak, dan sedekah (ZIS) masyarakat selama ini, sebagian besar tidak dilakukan melalui organisasi pengelola zakat (OPZ). Akibatnya, realisasi ZIS yang terkumpul melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) misalnya, masih jauh dari potensi penerimaannya yang diproyeksikan dapat mencapai Rp327 triliun per tahun.

Pada 2021, jumlah ZIS yang tersalurkan secara umum mencapai lebih dari Rp70 triliun, tetapi pengumpulan ZIS melalui BAZNAS hanya mencapai Rp11,5 triliun. Oleh sebab itu, Wapres meminta BAZNAS terus berupaya menyalurkan ZIS secara tepat sasaran dengan berdasar data yang akurat. Hal ini demi menjaga dan bahkan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Baca Juga: Cak Imin Usul Penundaan Pemilu demi Selamatkan Maruf Amin di Akhirat, Waketum NasDem: Ngawur Itu!

"Penyaluran ZIS harus tepat sasaran dan berlandaskan data akurat sehingga ZIS benar-benar diterima masyarakat yang membutuhkan," tegas Wapres saat memberikan arahan terkait kampanye optimalisasi pengumpulan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya (ZIS dan DSKL) melalui BAZNAS pada acara Peluncuran Program 5000 Santripreneur dan Peresmian Gedung BAZNAS di Kantor Pusat BAZNAS Jl. Matraman Raya No. 134, Jakarta Timur, Rabu sore (20/04/2022).

Wapres pun meminta sinergi BAZNAS dengan Kementerian Sosial untuk pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) terus dioptimalkan. "Saya minta agar fungsi koordinasi BAZNAS dengan kementerian, lembaga, pemda, Lembaga Amil Zakat, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya terus diperkuat," ujarnya.

Wapres menuturkan bahwa perlu upaya ekstra untuk meningkatkan penghimpunan ZIS melalui BAZNAS dengan harapan target sebesar Rp26 triliun pada tahun 2022 dapat tercapai. Bahkan menurutnya, penghimpunan ZIS melalui BAZNAS berpotensi lebih tinggi, seiring dengan membaiknya perekonomian nasional pascapandemi.

"Untuk mencapai target tersebut di atas, saya berharap agar Kampanye Optimalisasi Pengumpulan ZIS dan DSKL melalui BAZNAS harus dilakukan secara lebih profesional," ucapnya.

Adapun langkah-langkah penting untuk mendukung kampanye tersebut, menurut Wapres, yang pertama adalah perbaikan tata kelola ZIS yang profesional, transparan, dan akuntabel. "Laporan aktivitas penghimpunan dan penyaluran ZIS oleh BAZNAS harus dapat diakses dengan cepat dan mudah oleh masyarakat, utamanya untuk mendongkrak kepercayaan dan minat masyarakat untuk menyalurkan ZIS melalui OPZ resmi," terangnya.

Langkah kedua, lanjut Wapres, adalah peningkatan sumber daya manusia atau amil zakat yang berintegritas dan mumpuni. "BAZNAS harus menambah jumlah amil yang tersertifikasi agar memenuhi kompetensi dan cakap dalam pengelolaan ZIS," pintanya.

Langkah selanjutnya, kata Wapres, ialah peningkatan literasi masyarakat, khususnya dalam hal penyaluran ZIS melalui OPZ. "Sebagian muzaki (pemberi zakat) masih cenderung menyalurkan langsung zakatnya kepada mustahik (penerima zakat). Optimalisasi pengumpulan ZIS perlu memperluas literasi ZIS kepada muzaki," ujarnya.

Kemudian, langkah yang keempat, sebut Wapres, adalah percepatan digitalisasi untuk mempermudah pengumpulan dan penyaluran ZIS. "BAZNAS harus segera menghadirkan teknologi digital hingga ke tingkat pengelolaan ZIS terbawah. Digitalisasi memengaruhi kecepatan, ketepatan, dan keluasan jangkauan," paparnya.

Langkah terakhir, sambung Wapres, adalah memperluas media kampanye yang menjangkau berbagai kelompok masyarakat, baik kaum milenial, pelaku bisnis, maupun dunia industri. "BAZNAS diharapkan menghadirkan kampanye-kampaye ZIS yang kreatif dan inovatif melalui kanal digital dan media sosial," harapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: