Pengamat politik Rocky Gerung turut menanggapi kasus Direktur Jendral Perdagangan Luar Negeri (Dirjen Daglu) Indrasari Wisnu Wardana yang jadi tersangka kasus ekspor Minyak Sawit Mentah (CPO).
Diketahui, Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan penangkapan terhadap Dirjen Daglu Indrasari Wisnu Wardana karena melakukan dugaan korupsi ekspor minyak sawit mentah. Hal tersebut direspons oleh Rocky Gerung melalui diskusi gelora talks pada Rabu, 20 April 2022 yang berjudul "Mengukur Nafas Mahasiswa Indonesia".
Baca Juga: Kasus Mafia Migor Terbongkar, KSP: Jangan Ada Lagi yang Permainkan Nasib Rakyat!
Rocky Gerung menduga, penangkapan Dirjen Daglu kasus ekspor minyak merupakan sogokan. Maksud dari sogokan tersebut merupakan tuntutan para masyarakat atau mahasiswa soal mafia minyak goreng bisa selesai.
"Kita mau tahu sebetulnya adalah potensi pergerakan mahasiswa ini di dalam dua hari terakhir, ditangkapanya Dirjen Perdagangan Luar Negergi lalu ada komisaris Wilmar segala macam itu juga harus dibaca sebagai semacam sogokan," ucap Rocky dikutip dari Gelora Talks pada Kamis (21/4/2022).
"Seolah-olah dengan ditangkapnya tokoh-tokoh ini yang mempermainkan izin ekspor itu selesai lah tuntutan mahasiswa soal minyak goreng. Kan nggak begitu," sambungnya.
Rocky mempertanyakan peran menteri perdagangan M. Lutfi. Mengapa dia tidak membongkar semua soal permasalahan tersebut.
"Tetap kita mau melihat ya Dirjen sih iya, tapi kan Dirjen nggak punya kemampuan mengambil keputusan dan Dirjen pelaksana teknis dari Menteri. Lalu menterinya ke mana? Kenapa tidak sekaligus saja persoalan ini dibuka?" ucapnya.
Lanjutnya, mengapa yang melakukan penindakan justru Kejaksaan Agung, bukan Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK) atau Polri.
"Ini semua pertanyaan yang terarah pada semacam kesimpulan bahwa istana ini mau tukar tambah. Yang lebih harus dipersoalkan ini sampai di mana sih penangkapan itu akan memulihkan kembali kepercayaan publik," ungkapnya.
Rocky meneruskan, justru Presiden Jokowi sedang menyicil tagihan yang dituntut oleh publik. Pertama soal isu tiga periode, kemudian saat ini soal minyak goreng. "Jadi mungkin emak-emak senang karena sudah ditangkap bukan soal emak-emak senang, tetapi masyarakat tidak lagi percaya apa yang dilakukan oleh Presiden," ujarnya.
"Mahasiswa menganggap bahwa ya buat apa sih masih ada pidato-pidato bahwa seolah-olah semua nanti akan tertangani. Kan selama BEM UI akan cabut pelakat bahwa presiden adalah the king of lip service maka orang akan menagganggap semua yang diucapkan presiden termasuk pada teman-teman tadi itu adalah tipu muslihat aja," sambungnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: