Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menko PMK: Pelabuhan Panjang Jadi Alternatif Urai Kepadatan Arus Balik di Bakauheni

Menko PMK: Pelabuhan Panjang Jadi Alternatif Urai Kepadatan Arus Balik di Bakauheni Kredit Foto: Kemenko PMK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengungkapkan, guna mengantisipasi penumpukan kendaraan pemudik di Pelabuhan Bakauheni pada arus balik, pemerintah membuka jalur alternatif penyeberangan dari Sumatera ke Jawa melalui Pelabuhan Panjang di Lampung.

Sebelumnya, terjadi fenomena lonjakan penumpang yang sangat tinggi pada arus mudik. Khususnya pada angkutan penyebrangan. Dari catatan Kementerian Perhubungan, jumlah penumpang yang menggunakan angkutan penyeberangan melebihi penumpang di transportasi umum lain, yakni mencapai 1,6 juta penumpang, baik itu di Pelabuhan Bakauheni maupun di Pelabuhan Merak.

Baca Juga: Tinjau Pelabuhan Muara Angke, Menhub Ingatkan Jangan Sampai Ada Kapal Kelebihan Muatan

Sejauh ini, rekayasa dan antisipasi dengan berbagai langkah sudah dilakukan untuk mengurai kepadatan. Namun, jumlah arus balik dikhawatirkan akan melebihi angka mudik.

"Untuk itu, Pelabuhan Panjang bisa dijadikan alternatif. Kami juga akan lakukan skenario untuk merespons perubahan perilaku pemudik tahun ini dibanding tahun 2019 sehingga penanganan bisa lebih cermat dan memuaskan bagi para pemudik," ujar Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat memimpin rapat terkait rencana penggunaan dan lalu lintas Pelabuhan Panjang sebagai tambahan Pelabuhan Bakauheni dalam rangka antisipasi arus balik Idulfitri 1443H secara virtual, Senin (2/5/2022).

Menko PMK menyebut, informasi terkait penggunaan dan lalu lintas Pelabuhan Panjang sebagai tambahan Pelabuhan Bakauheni perlu diperjelas dan diintegrasikan sehingga nanti data dan informasinya hanya satu dan ke depan bisa mempermudah untuk mengambil keputusan lain. "Lebih baik kita berlebih dalam menyiapkan skenario ini daripada mepet dan terjadi anomali yang tidak kita duga," ujar Menko PMK.

Lanjutnya, ia meminta kepada Menteri Kesehatan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk memberikan pelayanan di sektor kesehatan dan kebutuhan sekunder dari masyarakat terutama di rest area.

"Nanti kalau pada akhirnya rest area digunakan untuk penyangga, agar jangan sampai terjadi lonjakan penumpang yang memenuhi Bakauheni sekaligus agar mereka mendapatkan pelayanan yang bisa mengalihkan perhatian agar tidak terfokus untuk ingin langsung menyeberang," jelas Muhadjir.

Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya akan melakukan suatu pergerakan dari Pelabuhan Panjang ke Pelabuhan Ciwandan pada arus balik untuk mengurangi tekanan di Pelabuhan Merak.

Oleh karenanya, secara internal pihaknya sudah membahas hal tersebut dengan Pelindo dan stakeholder di Lampung untuk memastikan Pelabuhan Panjang sebagai alternatif titik kedua apabila terjadi kepadatan di Pelabuhan Bakauheni.

"Namun, kami juga harus memberikan kepastian untuk pemilik bisnis dari Panjang ke Ciwandan sehingga kami akan bagi beberapa di Bakauheni dan Panjang. Harus dibuat proyeksi apple to apple berapa yang akan berangkat. Walaupun jumlahnya tidak besar, paling tidak kita punya ruang," tutur Menhub.

Adapun dalam mengatur lalu lintas menuju Pelabuhan Panjang, Kakorlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi meminta Kapolda Lampung agar menyesuaikan fasilitas yang akan digunakan dalam penyebrangan dari Bakauheni untuk memastikan dermaga mana saja yang akan digunakan.

"Sehingga nanti pengaturan sudah dari pintu depan, sebelum ada di pelabuhan masing-masing. Kemudian, kami menyampaikan manajemen di pelabuhan, kami sangat berharap kecepatan pelayanannya sehingga waktu bongkar muat dan lainnya bisa mempersingkat proses menuju penyebrangan ke Banten," ujar Firman.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: