"Saya berharap tidak ada isu hoax Hepatitis akut pada adank yang bermunculan sehingga mengakibatkan informasi yang salah di tengah masyarakat. Seperti pada kasus vaksinisasi COVID -19," jelas dia.
Karena menurut dia, komunikasi publik harus dilakukan secara terbuka dan transparan untuk dapat menghindari kepanikan publik dan penyebaran disinformasi.
Baca Juga: Intip! Strategi Jitu Jabar Antisipasi Hepatitis Akut
Sebelumnya, Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta pemerintah mengantisipasi beredarnya informasi hoaks mengenai penyakit hepatitis, misalnya kabar yang menyebut hubungan penyakit ini dengan vaksinasi Covid-19.
Menurutnya, dengan memberikan informasi yang jelas mengenai penyakit ini, masyarakat tidak panik dengan meningkatan kewaspadaan.
"Penting untuk menginformasikan peta penyebaran kasus, upaya yang dilakukan pemerintah dan kesiapan sistem kesehatan dalam melakukan antisipasi lonjakan kasus agar rakyat dapat berpartisipasi aktif melakukan pencegahan," ujar Netty.
Baca Juga: Anggota DPR RI Komisi IX Meminta Pemerintah Gencarkan Penelitian dalam Kasus Hepatitis Akut
Selain itu, ia juga mengingatkan pemerintah untuk menyiapkan fasilitas dan tenaga kesehatan supaya hepatitis akut misterius itu dapat tertangani bila kasusnya melonjak.
Sebagaimana diberitakan, pada 1/5/2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait adanya 228 kasus hepatitis yang terjadi di 20 negara. Hingga saat ini, WHO dan banyak negara masih melakukan investigasi terhadap penyebab dan perkembangan penyakit hepatitis misterius tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Widihastuti Ayu
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: