Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair), Mustofa Helmi Effendi menduga Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mewabah di tanah air berasal dari luar negeri.
Perkiraannya PMK di Indonesia diperoleh lewat masuknya hewan berkuku belah kecil seperti kambing atau domba. Virus tersebut, kata dia bukan berasal dari darging.
Mustofa mengungkapkan meskipun Indonesia mengimpor daging dari India dan Brazil, dalam proses impor yang legal pasti sudah dilakukan pengecekan oleh Rumah Potong Hewan (RPH). Sehingga ia memastikan penyebaran PMK bukan berasal dari daging.
Baca Juga: Menko PMK: Pelabuhan Panjang Jadi Alternatif Urai Kepadatan Arus Balik di Bakauheni
Karena virus PMK bukan berasal dari daging, artinya hewan ternak yang terserang PMK dagingnya tetap aman dikonsumsi. Asalkan pengolahannya benar, yakni dengan cara direbus atau dilayukan terlebih dahulu.
“Silahkan dimakan, aman, tetapi direbus atau dilayukan dahulu,” jelas Mustofa. Teknik merebus maupun melayukan dapat mematikan virus penyebab PMK yang ada pada hewan berkuku belah yang sering dikonsumsi seperti sapi, kambing, dan domba.
Mustofa mengatakan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) memang menyatakan bahwa hewan-hewan yang tertular PMK harus dilakukan pemusnahan. Akan tetapi, kata dia konsep yang diadopsi oleh negara-negara maju iniini tidak bisa diadopsi di Indonesia karena akan mengakibatkan efek yang membahayakan para peternak juga keuangan negara.
Apalagi, virus penyebab PMK akan mati dalam suhu tinggi. Sehingga, hewan dengan PMK masih aman untuk dikonsumsi dan PMK juga tidak menular kepada manusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: