Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada G20 di Indonesia hingga APEC di Thailand, Netralitas ASEAN Diuji

Ada G20 di Indonesia hingga APEC di Thailand, Netralitas ASEAN Diuji Kredit Foto: AP Photo/Aijaz Rahi

Dalam konteks ini, agaknya, ketiga negara tersebut sudah jauh-jauh hari mengantisipasi, dengan membuat dan mempublikasikan pernyataan bersama, awal bulan ini.

Selain menjelaskan pentingnya masing-masing pertemuan tersebut, Kamboja, Indonesia, dan Thailand, juga menegaskan bakal mengedepankan sentralitas, kredibilitas, dan relevansi ASEAN dalam menjaga perdamaian regional dan global.

Baca Juga: Ada Kesepakatan Positif Antara Amerika dan ASEAN, Begini Respons China...

Terkait itu, sebagai tuan rumah pertemuan, pernyataan bersama Kamboja, Indonesia, dan Thailand, tersebut secara gamblang menyatakan akan tetap bekerja sama dengan semua negara terlibat. Pernyataan ini mengindikasikan ketiga negara tetap berupaya melibatkan Rusia dalam semua pertemuan yang digelar. 

Tekanan-tekanan terhadap ketiga negara tersebut untuk 'menjauhi' Rusia, hampir pasti terus dilakukan. Namun, tidak tertutup pula kemungkin tekanan, terutama dari AS, bisa melunak. Kamboja, Indonesia, dan Thailand sudah mengecam Rusia lewat forum PBB, dan ini sejalan dengan sikap AS.

Selain itu, AS sendiri memiliki kepentingan di Asia Tenggara. Dalam upaya mengimbangi kekuatan pengaruh Cina di kawasan, AS sedang gencar-gencarnya mengusung konsep Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF), yang disebut-sebut untuk menghambat pengaruh Cina di kawasan. Guna mengimplementasikan kerangka tersebut, AS membutuhkan kemitraan dengan ASEAN.

Apapun, dalam konteks krisis Rusia-Ukraina, tekanan dari AS dan negara-negara Barat lain, merupakan ujian bagi sentralitas dan netralitas ASEAN. Kebersamaan sikap yang ditunjukkan negara-negara di kawasan dalam pertemuan dengan pemerintahan Biden, merupakan modal penting dalam menghadapi ujian tersebut. Bukan hanya terkait isu Rusia-Ukraina, tapi juga isu internal ASEAN seperti Myanmar, serta isu terkait rivalitas AS-Cina. 

Di lain pihak, guna merealisasikan keinginan untuk kembali menanamkan pengaruh di kawasan, setelah diabaikan di masa pemerintahan Donald Trump, AS perlu mengubah pendekatan. Pemerintahan Biden perlu mengutamakan pendekatan yang lebih mendukung ketimbang mendikte negara-negara berkembang di kawasan.

Apalagi, pertemuan Biden dengan pemimpin ASEAN pekan lalu, membuktikan framing perang global demokrasi versus otokrasi, kurang mendapat perhatian di Asia Tenggara. Sudah saatnya bagi AS untuk mengutamakan pendekatan di kawasan dengan strategi geo-ekonomi ketimbang upaya 'menyingkirkan' negara lain secara geopolitik.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: