Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KLHK Sosialisasikan Gerakan Program Pendidikan Konservasi Elang Jawa

KLHK Sosialisasikan Gerakan Program Pendidikan Konservasi Elang Jawa Kredit Foto: KLHK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) melakukan kegiatan Sosialisasi Program Konservasi Elang Jawa di Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa Cimungkad, Sukabumi, Jumat, (27/05/2022).

Sosialisasi yang terlaksana atas kerja sama dengan Taman Safari Indonesia (TSI), PT Smelting, dan Filantra ini bertujuan untuk memperkenalkan pentingnya kegiatan konservasi elang jawa dan habitatnya kepada generasi muda sehingga dapat menumbuhkan rasa cinta, bangga, dan peduli terhadap pelestarian elang jawa secara berkelanjutan. 

Baca Juga: KLHK: 20 Ekor Penyu Lekang Dilepasliarkan di Pantai Marekisi Papua

"Melalui sosialisasi Pendidikan Konservasi Elang Jawa ini diharapkan dapat menjadi sarana pendidikan, pemahaman untuk meningkatkan kesadaran, dan kepedulian semua pihak akan pentingnya melestarikan satwa langka ini agar dapat diwariskan kepada para generasi mendatang secara berkelanjutan," ujar Indra Eksploitasia, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam keterangannya, Senin (30/5/2022).

Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), merupakan satu dari empat jenis elang yang ada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Jenis elang lain yaitu Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus), Elang Ular Bido (Spilornis cheela), dan Elang Hitam (Ictinaetus malayensis) dengan keberadaan di alam masih relatif terjaga.

Indra menjelaskan jika kondisi alam TNGGP secara umum cukup mendukung kehidupan elang pada habitat aslinya, dengan bentang alam yang sesuai (lembah tempat berburu, bukit, pohon yang tinggi tempat mengincar mangsa, kelimpahan pakan, serta aktivitas manusia yang masih tergolong tidak terlalu tinggi). Terlebih dengan terus dilakukan upaya restorasi pada kawasan yang terdegradasi (eks hutan produksi yang beralih fungsi menjadi kawasan konservasi). 

Baca Juga: Upayakan Pengendalian Perubahan Iklim, Menteri LHK Suarakan Negara Berkembang untuk Pendanaan Iklim

"Kondisi ekosistem di TNGGP diharapkan dapat kian mendukung kehidupan berbagai satwa," imbuh Indra.

Keberadaan Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa Cimungkad dibangun pada tahun 2020 melalui sumber dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan beberapa pertimbangan, yaitu: pertama, karena sejarah, di mana terdapat beberapa peninggalan Keluarga Bartels sebagai penemu elang jawa (Nisaetus bartelsi) berupa makam dan tapak rumah tinggal yang saat ini difungsikan menjadi museum.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: