Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Israel Mau Balikan dengan Arab Saudi, Apa Kabar Buka Hubungan dengan Indonesia?

Israel Mau Balikan dengan Arab Saudi, Apa Kabar Buka Hubungan dengan Indonesia? Kredit Foto: Reuters/Ronen Zvulun
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Israel telah menjalin diskusi dengan Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Teluk Arab tentang bagaimana ia bisa menormalkan hubungan dengan Arab Saudi. Tel Aviv meyakini, upayanya merangkul Riyadh akan memperoleh kemajuan, meskipun sangat lambat.

“Kami sedang mengerjakannya dengan Amerika (tentang normalisasi hubungan dengan Saudi), dengan beberapa negara kami Teluk, dalam segala macam cara,” kata Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid dalam sebuah wawancara dengan Israeli Army Radio, Senin (30/5/2022), dikutip Bloomberg.

Baca Juga: Israel: Normalisasi Hubungan dengan Arab Saudi Mungkin Dilakukan

Pernyataan Lapid itu merupakan jawaban saat dia ditanya apakah Israel akan membahas tentang normalisasi hubungan dengan Saudi saat Presiden AS Joe Biden berkunjung ke Israel pada akhir Juni mendatang.

Menurut Lapid, menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Saudi bakal menjadi proses yang panjang dan lambat.

“Akan membutuhkan waktu untuk mencapainya,” ucapnya.

Seorang pejabat senior Israel yang tidak disebutkan namanya telah mengunjungi Arab Saudi. Laporan Al Araby yang mengutip Israel Channel 12 menyebut pejabat itu disambut di istana Saudi yang tidak ditentukan untuk melakukan pembicaraan tentang kerja sama keamanan dan keamanan energi.

Pertemuan tersebut, dilansir Al Araby, Minggu (29/5/2022), dilaporkan secara luas di seluruh media Israel, meskipun tidak ada sumber yang diberikan. Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Namun sekutu Teluknya Bahrain dan Uni Emirat Arab menandatangani Kesepakatan Abraham yang ditengahi AS untuk menormalkan hubungan dengan Tel Aviv pada 2020.

Sedangkan Saudi menyatakan hanya akan menormalkan hubungan dengan Israel jika ada 'kemajuan signifikan' menuju perdamaian antara Israel dan Palestina.

Dalam dua tahun sejak perjanjian diteken, Israel tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengalah atas serangan kekerasan terhadap warga Palestina di wilayah Palestina yang diduduki.

Polisi Israel berulang kali menggerebek kompleks suci Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki sebelum dan selama bulan suci Ramadhan tahun ini, melukai dan menangkap sejumlah warga Palestina. Pada 11 Mei, pasukan Israel menembak mati jurnalis veteran Palestina Shireen Abu Akleh dan kemudian menyerang pemakamannya, menangkap puluhan orang.

Di sisi lain, tokoh senior dalam pemerintahan Biden telah melakukan manuver diplomatik di Timur Tengah dalam upaya untuk mendorong peningkatan kerja sama antara sekutu utama mereka di wilayah tersebut. Dua pejabat AS mengunjungi Arab Saudi pada pekan ini untuk pembicaraan yang mencakup pasokan energi global, hubungan dengan musuh bersama Iran, dan masalah regional lainnya.

Mereka yang bertemu dengan pejabat tinggi Saudi di Riyadh adalah Brett McGurk, penasihat utama Gedung Putih Biden di Timur Tengah, dan Amos Hochstein, utusan energi Departemen Luar Negeri.

AS juga dilaporkan menengahi kesepakatan rahasia untuk membuat dua pulau Laut Merah yang terletak dekat dengan pelabuhan Israel Eilat kembali ke tangan Saudi. Langkah seperti itu akan meningkatkan kerja sama strategis antara kedua pemain regional, dan dipandang oleh beberapa orang sebagai awal dari normalisasi yang lebih luas.

Sempat sebut Indonesia

Awal tahun ini, Lapid telah sempat mengutarakan, Israel berharap dapat membangun hubungan diplomatik, tidak hanya dengan Saudi, tapi juga Indonesia.

Menurut dia, Israel sedang berupaya merangkul lebih banyak negara agar bergabung dalam Abraham Accords, yakni kesepakatan perdamaian yang sudah terlebih dulu tercapai dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko.

Baca Juga: Israel Makin Brutal ke Rakyat Palestina, Alhamdulillah Indonesia Inisiasi Pertemuan Luar Biasa

“Jika Anda bertanya kepada saya negara-negara penting mana yang sedang kita lihat, Indonesia adalah salah satunya, Arab Saudi tentu saja. Tapi hal-hal ini membutuhkan waktu,” kata Lapid saat diwawancara Israeli Radio Army pada 25 Januari lalu.

Dia menyebut, ada negara-negara kecil yang bisa melakukan normalisasi hubungan dengan Israel dalam dua tahun mendatang. Namun, Lapid tak mengungkap nama negara-negara tersebut.

Pada 15 September 2020, Bahrain dan UEA menandatangani perjanjian normalisasi diplomatik dengan Israel. Hal itu tercapai berkat mediasi dan dukungan AS di bawah kepemimpinan mantan presiden Donald Trump.

Kesepakatan normalisasi tersebut dikenal dengan nama Abraham Accords. Selain UEA dan Bahrain, AS pun membantu Israel melakukan normalisasi diplomatik dengan Sudan serta Maroko.

Palestina mengecam kesepakatan damai yang dilakukan empat negara Muslim tersebut. Menurut Palestina, apa yang dilakukan keempat negara terkait merupakan “tikaman” bagi perjuangannya memperoleh kemerdekaan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: