- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Investasi Ratusan Miliar, Indofarma Mau Genjot Pengembangan Bisnis Alat Kesehatan dan Herbal
Kinerja 2021
Sementara itu, lanjut Arief, pada Tahun 2021 Perseroan konsisten meneruskan kebijakan Turn Around Management menjadi High-Performance Enterprises sehingga diharapkan dapat memperkuat performa Perseroan.
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) fokus utama, yaitu Sales portfolio Strategy dimana Perseroan fokus pada penjualan produk pareto dan channel pareto dan pengembangan portofolio produk potensial, penguatan fungsi Supply Chain Management, penguatan fungsi Cash Flow Management yang tentunya diperkuat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (Human Capital Development), penyelarasasn proses bisnis (Business Process Alignment) serta disiplin pada eksekusi (Discipline on execution).
"Secara konsolidasian, Perseroan berhasil mencatatkan Penjualan Bersih sebesar Rp2,90 trilyun, meningkat sebesar Rp1,19 trilyun atau 69,15% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp1,72 trilyun. Peningkatan Penjualan Bersih tersebut terutama masih didominasi dari penjualan produk covid-related baik untuk segmen Alat Kesehatan, Obat-obatan dan pengadaan serta distribusi penugasan vaksin Covid-19, Covovax," ujarnya.
Baca Juga: Emiten Farmasi ini Catatkan Peningkatan Penjualan Hingga 7% Pada 2021
Neraca Keuangan Konsolidasian Perseroan tahun 2021 mencatatkan pertumbuhan jumlah aset baik aset lancar dan tidak lancar sebesar 17,42% dibandingkan tahun 2020, dengan nilai sebesar Rp2,01 triliun dibandingkan Rp1,71 triliun ditahun 2020. Jumlah ekuitas juga mencatatkan sebesar Rp508,31 miliar, mengalami kenaikan sebesar 18,12% dibandingkan tahun 2020 dengan nilai sebesar Rp430,33 miliar.
Dari sisi pengendalian biaya, walaupun Beban Pokok Penjualan Perseroan mengalami kenaikan 86,34% sejalan dengan peningkatan penjualan dibandingkan tahun 2020, laba bruto tahun 2021 meningkat sebesar 12,74% dari Rp400,60 miliar di tahun 2020 menjadi Rp451,65 miliar.
Secara operasional, Perseroan telah berhasil meningkatkan kinerja sehingga mampu mendapatkan EBITDA Rp184,56 miliar di tahun 2021 dibandingkan EBITDA tahun 2020 sebesar Rp164,40 miliar atau tumbuh sebesar 12,26%.
Baca Juga: Holding BUMN Farmasi Catatkan Pendapatan Rp7,1 Triliun di Kuartal I 2022
Dengan adanya penerapan kebijakan akuntansi PSAK 71 di tahun 2020, Perseroan membukukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dan beban pajak kini yang berdampak terhadap tergerusnya Laba Bersih Perseroan sehingga Perseroan membukukan Rugi Bersih sebesar Rp37,57 miliar. Hal tersebut dalam rangka meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi dan bagian dari tindakan prudent Perseroan.
Sepanjang tahun 2021, Perseroan telah berupaya untuk menangkap peluang bisnis demi mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Strategi penguatan kinerja yang akan dilakukan Perseroan berfokus pada High-Performance Enterprises, Sales Portofolio Strategy, Product Portofolio Strategy, Supply Chain Management, Cash Flow Management, Human Capital Development, Business Process Alignment, dan Discipline of Execution. Dengan strategi tersebut, Perseroan berkeyakinan mampu mewujudkan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: