Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

4 Alasan Mengapa Manufaktur Aditif adalah Game Changer bagi Industri Manufaktur di Indonesia

Oleh: Terrence Lim, General Manager untuk ASEAN dan Pasifik, Hexagon Manufacturing Intelligence

4 Alasan Mengapa Manufaktur Aditif adalah Game Changer bagi Industri Manufaktur di Indonesia Kredit Foto: Wolseley Industrial Group

Indonesia bisa menjadi pemimpin di kawasan untuk manufaktur cerdas

Sebagai negara manufaktur terbesar ke-10 di dunia; serta sektor manufaktur mencapai hampir seperempat dari total PDB dan menyerap seperlima tenaga kerjanya. Sebagai gambaran, sektor manufaktur Indonesia saat ini melebihi sektor manufaktur Inggris, Rusia dan Meksiko.

Indonesia telah membangun panggung untuk pertumbuhan lebih jauh: Kebijakan revolusi industri 4.0 dari Kementerian Perindustrian juga mencanangkan 10 prioritas nasional untuk menjadikan Indonesia “4.0” dan salah satu fokus utamanya adalah untuk mereformasi aliran bahan baku dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku sambal meningkatkan kemampuan memproduksi komponen bernilai tambah tinggi, yang mana MA memiliki potensi sangat besar untuk mewujudkannya

Lebih menggembirakan lagi, Indonesia sudah mencoba penggunaan percetakan 3D sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan akan infrastruktur yang terjangkau di negara tersebut. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga mulai mengeksplorasi penggunaan percetakan 3D pada skala yang lebih besar untuk membangun perumahan dengan lebih cepat dan berkelanjutan, dan bahkan saat ini rencananya membangun sekolah dengan percetakan 3D!

Tidak diragukan lagi, MA adalah standar baru bagi industri manufaktur dan perusahaan manufaktur harus tetap berada di atasnya agar tetap kompetitif. 

Namun, masih ada beberapa tantangan, misalnya kebutuhan untuk melatih dan melatih ulang tenaga kerja dengan metode MA. Pemerintah juga perlu membuat regulasi dan standardisasi baru untuk mengejar pesatnya kemajuan MA; dimana saat ini belum ada pengujian standar kohesif untuk bahan misalnya. Namun, hal ini sedang dipecahkan --saat MA tumbuh, begitu juga ekosistem yang mengelilinginya dan mewujudkannya.

Pada akhirnya, di Hexagon, kami memiliki misi untuk membantu produsen mengoptimalkan biaya, memvalidasi kemampuan manufaktur MA, dan meningkatkan hasil melalui rangkaian lengkap solusi MA end-to-end kami yang akan memungkinkan tidak hanya peningkatan produktivitas, tetapi juga peningkatan efisiensi dan profitabilitas.

Semakin banyak produsen yang mengadopsi MA ke dalam proses operasional mereka, yang sangat jelas ditunjukkan lewat fakta bahwa ukuran pasar industri MA diperkirakan akan mencapai US$35,6 miliar pada tahun 2023, dan tumbuh dengan CAGR sebesar 21,8% menjadi US$61,1 pada tahun 2027 (sumber) dengan pengeluaran MA mencapai US$3,6 miliar pada tahun 2021 di kawasan Asia-Pasifik. (sumber

Penulis: Terrence Lim, General Manager untuk ASEAN dan Pasifik, Hexagon Manufacturing Intelligence

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: