Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tokoh Ini Bawa Mimpi Buruk buat Ukraina dengan Segala Kejujurannya, Putin di Atas Angin?

Tokoh Ini Bawa Mimpi Buruk buat Ukraina dengan Segala Kejujurannya, Putin di Atas Angin? Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Vladimir Astapkovich
Warta Ekonomi, Moskow -

Mantan Perdana Menteri (PM) Rusia Mikhail Kasyanov memperkirakan perang Rusia-kraina bisa berlangsung sampai dua tahun.

Kasyanov adalah PM Rusia saat Vladimir Putin pertama kali menjadi presiden. Kasyanov menjabat dari 2000 hingga 2004. Setelah dipecat putin, ia bergabung dengan oposisi Rusia dan menjadi salah satu kritikus yang paling vokal terhadap Kremlin. Saat ini Kasyanov adalah pemimpin oposisi Partai Kebebasan Rakyat atau Parnas.

Baca Juga: Awas! Putin Siap Bikin Barat Megap-megap, Rencana Ekonomi Rusia Keliatan Gak Main-main

Dikutip dari France24 berdasarkan laporan AFP, Kasyanov tidak pernah membayangkan, Putin melancarkan perang dengan skala besar di Ukraina.

Selama menjabat PM, Kasyanov memperjuangkan hubungan dekat dengan Barat. Dia mengatakan, seperti kebanyakan orang Rusia, tidak percaya perang dengan Ukraina benar-benar terjadi.

Satu hal yang Kasyanov tahu, Putin tidak menggertak ketika memanggil pemimpin tertinggi negara itu untuk pertemuan dewan keamanan tiga hari sebelum invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

"Ketika saya melihat pertemuan Dewan Keamanan Rusia, saya menyadari, ya, akan ada perang," kata Kasyanov kepada AFP.

"Saya mengenal orang-orang ini dan dengan melihat mereka, saya melihat bahwa Putin sudah keluar dari itu (berpikir semestinya). Saya mengenal Putin yang berbeda," ucap Kasyanov.

Kasyanov menjelaskan, Putin yang akan berusia 70 tahun Oktober nanti merupakan mantan agen komite keamanan negara (KGB). Putin telah berhasil membangun sistem berdasarkan kekebalan hukum dan ketakutan selama 20 tahun terakhir.

"Ini adalah pencapaian dari sebuah sistem yang, dengan dorongan dari Putin sebagai kepala negara, telah mulai beroperasi bahkan dengan cara yang lebih sinis, kejam daripada di tahap akhir Uni Soviet," tutur Kasyanov.

"Pada dasarnya, ini adalah sistem KGB yang benar-benar didasarkan pada pelanggaran hukum. Jelas bahwa mereka tidak mengharapkan hukuman apa pun," kata Kasyanov melanjutkan.

Kasyanov, memperkirakan perang di Ukraina dapat berlangsung hingga dua tahun tetapi yakin Rusia dapat kembali ke jalur demokrasi.

Dia mengatakan, sangat penting jika Ukraina menang. "Jika Ukraina jatuh, negara-negara Baltik akan menjadi yang berikutnya," katanya.

Hasil perang juga akan menentukan masa depan Rusia, katanya. Kasyanov mengatakan dengan tegas bahwa ia tidak setuju dengan saran Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Putin tidak boleh dipermalukan. Dia juga menolak seruan agar Ukraina menyerahkan wilayah untuk mengakhiri perang.

"Apa yang telah dilakukan Putin hingga pantas menerima ini?" dia berkata.

Baca Juga: Padahal Ditelepon Langsung Jokowi, Vladimir Putin Ngaku Ragu-ragu ke KTT G20

"Ini adalah posisi yang terlalu pragmatis. Saya percaya ini salah dan berharap Barat tidak akan menempuh jalan itu," imbuhnya.

Kasyanov yakin, Putin pada akhirnya akan digantikan "pengganti semu" yang dikendalikan oleh dinas keamanan. Akhirnya Rusia akan menggelar pemilihan umum yang bebas dan adil.

"Saya yakin Rusia akan kembali ke jalan membangun negara demokratis," katanya.

Ucapannya sungguh berani. Pasalnya Kasyanov sudah meninggalkan Rusia. Ia tinggal di Eropa,  tetapi menolak untuk mengungkapkan lokasinya karena khawatir akan keselamatannya.

Sekutu dekatnya dan sesama politisi oposisi, Boris Nemtsov ditembak mati di dekat Kremlin pada 2015. Kritikus paling terkenal Putin, Alexei Navalny (46), diracun pada 2020 dan sekarang di penjara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: