Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Lanka Teken Aturan 4 Hari Kerja buat ASN, Sisanya Diminta untuk Bertani

Sri Lanka Teken Aturan 4 Hari Kerja buat ASN, Sisanya Diminta untuk Bertani Orang-orang berdiri dalam antrian panjang untuk membeli minyak tanah untuk kompor minyak tanah di tengah kekurangan gas domestik akibat krisis ekonomi negara, di sebuah pompa bahan bakar di Kolombo, Sri Lanka 21 Maret 2022. | Kredit Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte
Warta Ekonomi, Colombo -

Pemerintah Sri Lanka menyetujui skema empat hari kerja dalam sepekan bagi aparatur sipil negara (ASN). Perubahan skema kerja ini bertujuan mendorong para pekerja di sektor publik untuk menanam tanaman pangan di tengah krisis ekonomi. Jumlah pekerja sektor publik di Sri Lanka mencapai sekitar satu juta orang.

Kabinet Sri Lanka pada Senin (13/6/2022) malam menyetujui proposal bagi pekerja sektor publik untuk diberikan cuti setiap Jumat selama tiga bulan ke depan.

Baca Juga: Agar Negara Gak Bubar, Sri Lanka Butuh 5 Miliar Dolar, China Pintar Ambil Kesempatan Ini

Langkah ini diambil karena negara kekurangan bahan bakar. Pemerintah juga mendorong mereka untuk bertani.

"Sangat tepat untuk memberikan cuti satu hari kerja kepada pejabat pemerintah untuk terlibat dalam kegiatan pertanian di halaman belakang mereka atau di tempat lain sebagai solusi untuk kekurangan pangan yang diharapkan," kata kantor informasi pemerintah dalam pernyataan.

Sri Lanka telah dilanda kekurangan devisa sehingga kesulitan untuk membayar impor bahan bakar, makanan, dan obat-obatan yang kritis. Penduduk Sri Lanka harus mengantri di pom bensin selama berjam-jam. Mereka juga telah mengalami pemadaman listrik selama berbulan-bulan.

Depresiasi mata uang, kenaikan harga komoditas global dan kebijakan melarang pupuk kimia mendorong inflasi makanan menjadi 57 persen pada April.

Pemerintah sedang dalam pembicaraan untuk paket bailout dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan, bulan ini Sri Lanka membutuhkan setidaknya 5 miliar dolar AS untuk memenuhi impor penting.

Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa, mereka siap membantu Sri Lanka. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe pada Senin.

"Selama masa-masa yang menantang secara ekonomi dan politik ini, AS siap bekerja dengan Sri Lanka, dalam koordinasi yang erat dengan Dana Moneter Internasional dan komunitas internasional," kata Blinken.

Sebelumnya, dalam wawancara Associated Press pada Sabtu (11/6), Wickremesinghe tak menampik kemungkinan membeli minyak kepada Rusia. Saat ini sebagian besar negara Barat memutus impor bahan bakar dari Rusia sebagai bentuk sanksi atas invasi Rusia di Ukraina.

Menurut Wickremesinghe, Rusia juga saat ini menawarkan gandum. Rusia adalah pemasok sekitar 30 persen pasar gandum global. Ia memperkirakan kelangkaan pangan di negaranya akan berlangsung hingga 2024.

Indikasi lainnya, Wickremesinghe juga mengisyaratkan kemungkinan untuk menerima kucuran dana dari Cina. Ini akan dilakukan meski Sri Lanka sedang dicekik utang. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: