Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kejar Nol Emisi Karbon, National Battery Research Institue Gelar ICB-REV 2022

Kejar Nol Emisi Karbon, National Battery Research Institue Gelar ICB-REV 2022 Kredit Foto: NBRI
Warta Ekonomi, Jakarta -

National Battery Research Institue (NBRI) menyelenggarakan program International Conference on Battery for Renewable Energy and Electric Vehicles tahun 2022 (ICB-REV 2022). Ajang bergengsi ini digelar selama tiga hari mulai 21 hingga 23 Juni 2022. 

Prof. Dr. rer. Nat. Evvy Kartini, Pendiri National Battery Research Institute dalam sambutannya pada ICB-REV 2022, yang digelar secara daring, Selasa (21/6/2022), menyampaikan tema yang diusung adalah "Akselerasi agenda transisi energi global melalui teknologi baterai revolusioner, energi terbarukan, dan kendaraan listrik."

Baca Juga: Induk Perusahaan FPNI Ekspansi ke Bisnis Material Baterai, Kerjasama dengan Elon Musk?

Digelarnya ICB-REV adalah bagian dari kontribusi NBRI dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah pemenuhan Net Zero Emission (NZE) pada 2060, transisi energi berkelanjutan menuju energi ramah lingkungan, dan mengoptimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT), utamanya bagi sektor transportasi dan sektor industri. 

Fokus utama Indonesia dalam Nationally Determined Contribution yaitu penurunan emisi karbon ditargetkan mencapai 29% pada 2030, dengan cara mengurangi secara signifikan penggunaan energi atau BBM berbasis fosil.

Alhasil, ICB-REV sebagai platform yang mempertemukan dan mendiskusikan ide-ide penelitian inovatif dan mendorong kolaborasi dalam bidang baterai dari hulu ke hilir dari para ahli baik lokal maupun internasional.

ICB-REV juga menjadi ajang bagi pemerintah, peneliti, industri, millenial, dan semua golongan masyarakat yang memiliki ketertarikan terhadap baterai, energi terbarukan, dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV). 

Melalui event ICB-REV, NBRI memberikan kesempatan kepada peserta tidak hanya mendengarkan, namun juga mempresentasikan gagasan mereka, serta mendaftarkan paper mereka di jurnal internasional.

ICB-REV 2022 menghadirkan sejumlah narasumber antara lain, Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) BRIN Ratno Nuryadi, Ir. Agus Tjahajana Wirakusumah (Staf Khusus Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), Prof. B. V. R. Chowdari (Direktur Regional IUMRS), Prof. Bambang PS Brodjonegoro (Co-Chair T20 Presidensi G20 Indonesia), Prof. Colin Grant (Vice Principal of International, Queen Mary University of London), Komjen. Pol. Purn. Nanan Sokarna (Ketua Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia), dan lainnya.

Terdapat 43 institusi, 8 pembicara utama,16 pembicara pleno, 8 pembicara tamu, dan 21 kontributor lisan yang terlibat dalam ICB-REV 2022 ini. Dari berbagai makalah yang ada, 36 persen tentang EV, 21 persen tentang EBT, dan 43 persen tentang baterai.

“Bagi National Battery Research Institute tentu ini merupakan sebuah kehormatan, bahwa ide untuk dapat menyuarakan pentingnya pengetahuan tentang baterai diapresiasi oleh semua kalangan masyarakat serta mendapat dukungan dari sektor Industri, mitra kita di dalam dan luar negeri, serta pemerintah,” tegas Prof. Evvy.

NBRI sendiri merupakan platform yang menyatukan ilmuwan, akademisi, mitra industri, pemerintah, dan semua pemangku kepentingan yang fokus pada teknologi baterai dan energi terbarukan. Tujuan utamanya adalah mendorong dan mendukung industri pembuatan baterai yang menggunakan sumber daya lokal, yang akan memungkinkan Indonesia mandiri dalam energi. 

“Visi kami untuk NBRI adalah mengumpulkan semua pemangku kepentingan Indonesia dalam penelitian dan produksi baterai, untuk membantu membentuk penelitian baterai nasional yang kuat dan meningkatkan visibilitas penelitian baterai di tingkat pemerintah,” tukas Prof. Evvy.

Terbangunnya dialog konstruktif diharapkan dapat menjadi sarana transfer ilmu pengetahuan khususnya bagi Indonesia dalam memperkuat sektor baterai.

“Kami juga berharap melalui ICB-REV 2022 semua partisipan mendapatkan informasi yang first-hand dari para expert guna memupuk kesiapan kita untuk Energi Baru Terbarukan (EBT) serta realisasi percepatan kendaraan listrik,” tutup Prof. Evvy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: