90 Persen Makanannya Adalah Impor, Pakar Soroti Siasat Singapura, Indonesia Mau Coba?
Tetapi sementara Singapura secara "teknis dan teknologi" mungkin untuk mencapai tujuannya, masih ada dua masalah - harga dan sikap konsumen terhadap "makanan baru," tambahnya.
Teng mengatakan konsumen secara khusus membeli “makanan alami” dan mungkin tidak menerima “makanan baru” – seperti ayam yang ditanam di laboratorium dan sumber protein alternatif – yang merupakan bagian besar dari tujuan “30 kali 30”.
Baca Juga: Jarang Terjadi, Singapura Mulai Konsumsi Ayam Kampung dan Ayam Cemani Gara-gara Malaysia
Namun Rahut memperingatkan bahwa mencapai tujuan itu akan “sangat sulit” karena tenggat waktu semakin dekat, dan Singapura masih memproduksi hanya 10% dari kebutuhan nutrisinya sendiri.
Masyarakat juga masih akan membeli produk pangan impor jika harganya lebih murah dari produk lokal kecuali pemerintah dapat mensubsidi produk tersebut, tambahnya.
Seow, juga, mengatakan dia tidak akan membeli produk lokal kecuali harganya bisa menyamai impor.
“Tetapi satu-satunya cara (ke depan) adalah agar pemerintah melanjutkan dan melakukan yang terbaik untuk mempertahankan harga, kualitas, dan permintaan dari apa yang kita butuhkan,” katanya. “Dan kemudian orang perlahan akan menerima (produk lokal).”
Rahut juga menyarankan agar memasarkan produk lokal sebagai makanan berkualitas tinggi dan bergizi dapat mendorong konsumen untuk membelinya dengan harga lebih tinggi, seperti halnya beberapa orang bersedia membayar lebih untuk produk yang dipasarkan sebagai organik.
Apa yang bisa dilakukan Singapura?
Baik Teng maupun Rahut mengatakan, dalam jangka pendek pemerintah dapat memberikan jaring pengaman bagi masyarakat kurang mampu, misalnya melalui pembayaran tunai atau voucher.
Namun Teng menambahkan bahwa salah satu kelemahan Singapura adalah meskipun mencoba mendiversifikasi impornya dari sekeranjang negara, masih sangat bergantung pada satu atau dua negara saja.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: