Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PM Sri Lanka Akui Kebangkrutan Negara, Sebut Ekonomi Ambruk!

PM Sri Lanka Akui Kebangkrutan Negara, Sebut Ekonomi Ambruk! Ranil Wickremesinghe, perdana menteri yang baru diangkat, tiba di sebuah kuil Buddha setelah upacara pengambilan sumpah di tengah krisis ekonomi negara itu, di Kolombo, Sri Lanka, 12 Mei 2022. | Kredit Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte

Segala daya upaya dilakukan

Segala daya upaya telah dilakukan oleh Sri Lanka, dari mulai mencari peminjam,  'mengadu' ke IMF, hingga meminta para pegawai publik bertani.

Dilaporkan sebelumnya bahwa pejabat pemerintah sampai diberi libur setiap hari Jumat selama tiga bulan. Ini dengan tujuan untuk menghemat bahan bakar dan agar para pekerja bisa menanam buah dan sayuran mereka sendiri. Menurut data resmi, tingkat inflasi untuk makanan telah menyentuh hingga 57 persen.

Krisis mata uang asing telah menghambat impor, menciptakan kekurangan parah yang juga mencakup obat-obatan dan memaksa orang untuk mengantre panjang hanya untuk mendapatkan kebutuhan dasar.

Sri Lanka yang mengalami kesulitan, telah didukung oleh negara tetangganya, India dengan jalur kredit senilai USD 4 miliar (Rp59,3 triliun). Namun Wickremesinghe mengatakan India tidak akan mampu membuat Sri Lanka bertahan terlalu lama.

Akhirnya, Sri Lanka hanya bisa mengumumkan bahwa mereka menangguhkan pembayaran utang luar negeri sebesar USD 7 miliar (Rp103,8 triliun) yang jatuh tempo untuk pembayaran tahun ini.

Langkah ini diambil sembari pemerintah menunggu hasil negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) mengenai paket penyelamatan. Negara itu harus membayar rata-rata USD 5 miliar (Rp74 triliun) per tahun hingga 2026.

Wickremesinghe mengatakan untuk sekadar, bantuan IMF tampaknya menjadi satu-satunya pilihan untuk negara. Pejabat dari IMF sedang mengunjungi Sri Lanka untuk membahas gagasan tersebut. Kesepakatan tingkat staf kemungkinan akan dicapai pada akhir Juli.

"Kami telah menyelesaikan diskusi awal, dan kami telah bertukar pikiran di berbagai sektor,” kata Wickremesighe.

Perwakilan penasihat keuangan dan hukum pemerintah untuk restrukturisasi utang juga sedang mengunjungi pulau itu, dan tim dari Departemen Keuangan AS akan tiba minggu depan, tambahnya.

Sri Lanka juga telah menerima janji sebesar USD 300-600 juta (Rp4-9 triliun) dari Bank Dunia untuk membeli obat-obatan dan barang-barang penting lainnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: