Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kendalikan Inflasi, BI Sumut Susun Formasi Kebijakan

Kendalikan Inflasi, BI Sumut Susun Formasi Kebijakan Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Medan -

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terus berkoordinasi guna mengevaluasi perkembangan perekonomian Sumut triwulan I-2022 serta menyusun formulasi kebijakan yang tepat dalam upaya mengendalikan inflasi dan memacu laju pertumbuhan ekonomi.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumatera Utara, Ibrahim mengatakan beberapa fokus program telah ditetapkan dalam rangka mendukung akselerasi ekonomi dan pengendalian inflasi di Sumut di tengah tantangan yang terus berlanjut.

Baca Juga: BI Sumut Selenggarakan Kick Off Klaster Padi di Kabupaten Sergai

"Kita fokus di delapan program pengendalian inflasi dan akselerasi ekonomi Sumut yakni yang pertama meningkatkan produktivitas hortikultura dan perkebunan dengan pembelian bibit dan sarana produksi. Kedua meningkatkan produksi peternakan dengan penambahan luas peternakan," katanya, Senin (27/6/2022).

Ketiga, meningkatkan saprodi pertanian dengan pengembangan produksi pupuk organik dan prasarana pertanian. Keempat, meningkatkan IKM melalui fasilitasi sarana dan prasarana produksi serta bantuan pemasaran atau optimalisasi penggunaan produk di instansi pemerintah.

Baca Juga: Ketiga Kalinya, BI Sumut Gelar Sumatranomics 2022

"Kelima, meningkatkan ekonomi digital dengan fasilitasi kurasi UMKM masuk ke e-commerce dan peningkatan e-catalog lokal untuk optimalisasi. Keenam, meningkatkan pembiayaan UMKM melalui peningkatan akses KUR, akses asuransi, serta pendirian PT Jamkrida Sumut," ujarnya.

Ketujuh, meningkatkan industri pariwisata melalui promosi wisata Sumatera Utara. Dan kedelapan, meningkatkan ekspor melalui pelatihan UMKM/IKM untuk Go Ekspor.

"Namun kita juga punya empat tantangan di tahun 2022 hingga 2023 yakni yang pertama perekonomian masih dipenuhi ketidakpastian dan ketidakstabilan kenaikan harga BBM, pangan, dan kelangkaan pupuk sehingga perlu dipersiapkan kemandirian dan ketahanan pangan," ujarnya.

Baca Juga: Telkomsel Ajak Pelanggan di Sumut dan Aceh Ganti Kartu uSIM 4G

Kedua, terjadinya disrupsi ekonomi dari ekonomi konvensional ke ekonomi digital yang mengubah cara masyarakat berproduksi dan mengkonsumsi membuat banyak usaha harus melakukan adaptasi kepada ekonomi digital.

"Ketiga, perekonomian Sumatera Utara masih didominasi sektor pertanian yakni 22%, sementara provinsi lain sudah di dominasi sektor industri pengolahan sehingga perlu dilakukan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi dengan basis industri pengolahan," ujarnya.

Baca Juga: BKKBN: Usai Kunjungan ke Eropa, Presiden Jokowi akan Hadiri Hari Keluarga Nasional di Medan

Keempat, pelaku ekonomi masih didominasi UMKM yang jumlahnya sekitar 98%, namun SDM dan produktivitas sangat rendah sehingga perlu mendorong peningkatan produktivitas dan pemberdayaan petani/UKM naik kelas/korporatisasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: