Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jika Penggunaan Sawit Dilarang, Kerugian Apa yang Didapatkan Negara Ini?

Jika Penggunaan Sawit Dilarang, Kerugian Apa yang Didapatkan Negara Ini? Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Adanya gerakan labelisasi palm oil free atau bebas minyak sawit di kawasan Uni Eropa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan citra positif minyak sawit Indonesia menurun. Kendati demikian, memang tidak semua negara di Uni Eropa yang mendiskreditkan kelapa sawit. 

Lantas, apa yang terjadi jika negara Uni Eropa tersebut melakukan diskriminasi terhadap minyak sawit? 

Baca Juga: Cegah Serangan PMK Sapi di Kebun Sawit, GAPENSISA Sarankan 4 Langkah Tepat

Data PASPI mencatat, setiap tahunnya, Uni Eropa mengekspor minyak sawit sebanyak 6 juta ton setiap tahunnya. Menurut studi European Economic (2014), minyak sawit yang masuk ke Uni Eropa tersebut sekitar 60 persen digunakan untuk bahan pangan, bahan kosmetik/farmasi, industri oleokimia; dan 40 persen untuk energi (biodiesel dan pembangkit listrik).

Dilansir dari laman Palm Oil Indonesia pada Selasa (28/6), dari segi ekonomi, impor minyak sawit ke Uni Eropa setiap tahun menciptakan kue ekonomi bagi pemerintah dan masyarakat Uni Eropa. Kue ekonomi yang dimaksud berupa pendapatan masyarakat (GDP) sekitar 5,7 miliar Euro; penerimaan dari pajak sekitar 2,6 miliar Euro; dan mempekerjakan penduduk sebanyak 117 ribu orang. Lima negara Uni Eropa yang paling besar menikmati kue ekonomi dari impor sawit ialah Italia, Spanyol, Jerman, Belanda, dan Perancis.

Baca Juga: Ternyata Bukan Gegara Promo Miras, Ini Alasan Anies Baswedan Cabut Izin Outlet Holywings

“Jika pemerintah Uni Eropa membatasi atau bahkan memboikot impor minyak sawit maka kue ekonomi yang diciptakan impor sawit tersebut akan berkurang atau hilang. Pendapatan masyarakat Uni Eropa yang terlibat dalam ekonomi sawit akan hilang, penerimaan pemerintah berkurang, pengangguran akan meningkat, dan akan terjadi kekurangan energi di Uni Eropa,” catat laman Palm Oil Indonesia. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: