Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masuk Era Digital, Waspadai Adware, Jangan Instal Aplikasi Beriklan!

Masuk Era Digital, Waspadai Adware, Jangan Instal Aplikasi Beriklan! Kredit Foto: Kaspersky
Warta Ekonomi, Jember -

Teknologi digital berkembang secara masif. Pengguna internet Indonesia mencapai 204,7 juta orang atau setara 73,7 persen dari total populasi penduduk. Angka tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya (202 juta orang). Perubahan gaya hidup menjadi serba digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan berbagai aktivitas.

Kemudian masyarakat semakin nyaman dan percaya dalam melakukan aktivitas keuangan digital yang selama ini dianggap berisiko tinggi. Di sisi tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk seperti penipuan dan pencurian akun. Sehingga masyarakat memerlukan pemahaman terkait keamanan digital.

Baca Juga: Masyarakat Digital Senang Mengekspresikan Diri, Jangan Kebablasan Unggah Data Pribadi!

Malware merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol perangkat secara diam-diam, bisa mencuri informasi pribadi miliki kita atau uang dari pemiliki perangkat. Bentuknya pun semakin beragam seiring perkembangan digital. Salah satunya adalah Adware.

“Adware ini merupakan advertising, jadi virus dipasang dengan kamuflase iklan, jadi begitu kita klik iklan tersebut, dia akan mengirimkan file sehingga aplikasi terinfeksi,” kata Founder - Komisaris Lenere Business Suite, Eko Prasetyo saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (27/6).

Masyarakat, lanjut dia, sebaiknya hanya menginstal aplikasi dari tempat resmi (AppStore atau Google Play). Aplikasi-aplikasi tersebut sudah disaring Apple dan Google, sehingga dapat dipastikan tidak mengandung malware.

Baca Juga: Ada Permintaan Tinggi di Dark Web, Penjahat Siber Jual Akses Data Perusahaan sampai Rp 60 Juta

Beberapa aplikasi tetap memiliki iklan. Hal ini yang perlu diwaspadai pengguna. “Kalau memang terlalu banyak (iklan), hingga mengganggu, bisa juga tidak perlu dipakai aplikasinya. Dari advertising tersebut justru tercantum malware-nya, seperti Adware atau Spyware,” ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: