"Misalnya masyarakat merasa dekat dengan Airlangga. Senang atau mungkin ingin Pak Airlangga jadi capres. Itu saya kira faktor keterkaitan emosional itu juga menentukan. Kalau itu bagus ya peluangnya makin besar," tegasnya.
Aspek yang lain yang juga berpengaruh adalah kompetensi. Nyarwi menjelaskan publik akan memberikan penilaian pada kepemimpinan seorang tokoh menduduki jabatan publik.
"Misalnya seberapa Pak Airlangga itu bisa menjadi pemimpin masa depan yang bisa mengatasi persoalan," tambahnya.
Penilaian itu terkait dengan kinerja, capaian, bersih dari korupsi, dan keberhasilan. Hal itu yang turut membangun kepercayaan publik terhadap seorang calon pemimpin.
"Kalau integritas itu dikaitkan dengan kinerjanya, dikaitkan dengan capaiannya, transparansi, tidak ada korupsi dan lain-lain. Artinya itu trust masyarakat terbangun untuk Pak Airlangga. Peluang itu saya kira semakin besar," jelas Nyarwi.
Pakar komunikasi dan pemasaran politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga menyatakan ketika integritas Airlangga sebagai pejabat publik bisa berpengaruh dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, maka peluangnya dalam bursa Pilpres 2024 akan semakin bagus. Begitu pula sebaliknya.
"Kalau integritas itu bisa dirasakan pada level itu, saya kira peluang Pak Airlangga semakin bagus. Tapi kalau masyarakat susah mendapatkan bahwa integritas itu nyata di kehidupan masyarakat, maka itu tantangan bagi Pak Airlangga," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: