Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gotabaya Rajapaksa Mundur, Pengunjuk Rasa Girang, Sri Lanka Mau Dibawa ke Mana?

Gotabaya Rajapaksa Mundur, Pengunjuk Rasa Girang, Sri Lanka Mau Dibawa ke Mana? Kredit Foto: Reuters/Andy Buchanan
Warta Ekonomi, New Delhi -

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri pada Rabu (13/7/2022). Pengunduran diri ini menandai kemenangan besar bagi para pengunjuk rasa namun masa depan 22 juta orang di negara itu masih tidak pasti.

Mulanya, selama akhir pekan, puluhan ribu pengunjuk rasa berkumpul di luar kantor dan kediaman Presiden sebelum menerobos barisan keamanan.

Baca Juga: Utangnya 7 Ribu Triliun, Partai Gelora Ingatkan Indonesia Bisa Ambyar kayak Sri Lanka

Gambar-gambar mencolok yang dibagikan di media sosial menunjukkan mereka menyanyikan lagu-lagu protes dan meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan Rajapaksa untuk mengundurkan diri. Foto-foto lain menunjukkan sekelompok demonstran menyiapkan lubang barbekyu untuk memanggang dan memasak makanan.

Tapi rekaman paling dramatis menunjukkan pengunjuk rasa berenang di kolam renang pribadi presiden.

Angkatan Bersenjata Sri Lanka membawa Rajapaksa pergi ke sebuah kapal angkatan laut beberapa menit sebelum pengunjuk rasa menyerbu kediamannya, kata seorang sumber militer berpangkat tinggi kepada CNN.

Presiden turun dari kamar tidurnya di lantai atas istana dan keluar dari tempat itu beberapa saat sebelum para demonstran mendobrak penghalang pertama kompleks itu, tambah sumber itu.

Kapal angkatan laut saat ini berada di laut dekat Kolombo di perairan teritorial Sri Lanka.

Kemudian pada Sabtu, pengunjuk rasa menargetkan rumah Wickremesinghe, membakar kediaman pribadinya di Fifth Lane, sebuah lingkungan makmur di ibu kota. Video langsung yang dilihat oleh CNN menunjukkan gedung itu dilalap api ketika orang banyak berkumpul di tempat kejadian dan bersorak.

Para pemimpin tidak berada di tempat tinggal mereka ketika bangunan dibobol dan dipindahkan ke lokasi yang aman sebelum serangan, menurut pejabat keamanan.

Setidaknya 55 orang terluka dalam protes tersebut, menurut petugas medis setempat pada hari Sabtu, yang mengatakan bahwa angka tersebut termasuk seorang anggota parlemen dari Sri Lanka timur dan tiga orang dengan luka tembak. Video beredar di media sosial menunjukkan bahwa tentara menembak pengunjuk rasa di luar kediaman Presiden, tetapi tentara membantah melepaskan tembakan.

Protes telah meningkat di Sri Lanka sejak Maret, ketika kemarahan publik meletus di jalan-jalan atas kenaikan biaya makanan, kekurangan bahan bakar dan pemadaman listrik ketika negara itu berjuang untuk membayar utang.

Analis dan pengamat sekarang mengatakan bahwa ketua parlemen Abeywardena kemungkinan akan mengambil alih sementara negara itu sampai presiden berikutnya dipilih oleh anggota parlemen untuk menggantikan Rajapaksa dan menyelesaikan sisa masa jabatannya, yang akan berakhir pada 2024.

Presiden baru akan dipilih pada 20 Juli setelah dimulainya kembali parlemen pada 16 Juli, kata Abeywardena dalam sebuah pernyataan Senin.

Pencalonan untuk posisi teratas akan disampaikan di hadapan parlemen mulai 19 Juli, kemudian pemungutan suara akan dilakukan untuk memilih presiden baru sehari kemudian, menurut Abeywardena.

Batas waktu itu disepakati dalam pertemuan antara para pemimpin partai Sri Lanka di Kolombo pada hari Senin, dengan tujuan untuk memastikan pemerintah persatuan semua partai yang baru ada sesegera mungkin, sesuai dengan konstitusi negara.

Menyusul protes selama akhir pekan, IMF mengatakan sedang memantau perkembangan di negara itu.

"Kami berharap dapat menyelesaikan situasi saat ini yang memungkinkan dimulainya kembali dialog kami tentang program yang didukung IMF sementara kami berencana untuk melanjutkan diskusi teknis dengan rekan-rekan kami di Kementerian Keuangan dan Bank Sentral Sri Lanka," kata kepala misi IMF. Peter Breuer dan Masahiro Nozaki dalam pernyataan bersama pada hari Minggu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: