Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terkait Pelecehan Seksual di Angkutan Umum, Wagub Ariza: Kita Pisahkan Kursinya

Terkait Pelecehan Seksual di Angkutan Umum, Wagub Ariza: Kita Pisahkan Kursinya Kredit Foto: JakLingko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan berencana memberikan penyekatan tempat duduk laki-laki dengan perempuan di angkutan umum. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mencegah terjadinya pelecehan seksual dan tindakan asusila di angkutan umum sebagaimana yang marak terjadi beberapa waktu lalu.

Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memaparkan bahwa kebijakan tersebut merupakan bentuk nyata yang dilakukan pihaknya untuk memberi rasa aman dan nyaman pada penumpang angkutan umum.

Baca Juga: HIPMI Jaya Womenpreneur Buat Gerakan #SupportPower sebagai Peran Nyata atas Maraknya Kasus Pelecehan Seksual

Kendati demikian, Riza mengungkapkan dalam pemberlakuan penyekatan tempat duduk tersebut akan terus dipantau keefektifannya mengingat terbatasnya jumlah kursi di dalam angkutan umum.

"Paling tidak ada satu upaya yang sudah kita coba. Memang jumlah kursi di mikrolet itu kan terbatas, di angkot itu terbatas, sementara kita pisahkan. Nanti dalam pelaksanaannya kita akan lihat efektivitasnya," kata Riza saat diwawancarai, Selasa (12/7/2022).

Riza berharap kebijakan tersebut bisa membuahkan hasil, yakni menurunnya kasus tindak pelecehan seksual di dalam angkutan umum di DKI Jakarta. Dia juga mengatakan bahwa kebijakan yang diambil ini merupakan bentuk perhatian terhadap kasus yang terjadi.

Baca Juga: Pelecehan di Kereta Api, Erick Thohir: Lanjutkan ke Proses Hukum

"Mudah-mudahan dengan demikian, setidaknya kita memberikan perhatian terhadap kasus ini agar tidak terulang kembali," katanya.

Lebih lanjut, Riza mengatakan bahwa masyarakat mesti lebih solid dalam memberikan rasa nyaman dan aman serta terbebas dari segala bentuk tindak kekerasan seksual. Dia mengatakan semua masyarakat untuk berani melaporkan jika menjadi korban atau melihat tindakan tersebut di muka umum.

"Jauh lebih penting adalah kerja sama dari semua penumpang yang ada untuk bersama-sama menjaga kesantunan, jaga jarak di situ, kemudian juga harus berani menyampaikan, dan juga penumpang yang lain juga harus membantu, jangan dibiarkan seperti yang pernah terjadi," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: