Dorong Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Sektor Migas, Kementerian ESDM Lakukan Pengawasan HGBT
"Dua industri ini cukup bagus dapat memaksimalkan HGBT. Perusahaan keramik akan menambah investasi baru tahun ini, demikian pula Asahimas rencananya akan mengusulkan investasi baru tahun 2024," ungkap Ismu.
CEO PT Platinum Ceramic Industry Liem May Tjoe mengapresiasi kebijakan Pemerintah dengan memberikan harga gas sebesar USD6 per MMBTU bagi industri keramik agar mampu bersaing dengan perusahaan luar negeri. "Kepmen harga gas ini sangat membantu dan membuat kita lebih bisa bersaing dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dengan lebih baik lagi karena dengan harga gas yang mahal, kita tidak bisa harga yang terbaik untuk konsumen keramik di Indonesia," jelasnya.
Baca Juga: Menteri ESDM Bahas Layanan Perizinan Mineral dan Batubara dengan Kementerian Investasi/BKPM
Sebelum adanya aturan tersebut, kata dia, untuk mengembangkan industri keramik sangat berat dan tidak dapat melakukan investasi baru. Namun dengan adanya HGBT, perusahaannya dapat melakukan inovasi-inovasi, efisiensi energi dengan menggunakan mesin yang hemat energi, serta efisiensi energi.
"Kami juga mendukung program Pemerintah yaitu efisiensi energi melalui penggunaan PLTS dengan daya sebesar 8,4 Mwp dan merupakan pengguna untuk pabrik keramik terbesar di Indonesia. Selain itu, penggunaan teknologi heat recovery di mesin produksi dengan penghematan minimal 10%, serta inevstasi yang dilakukan di mesin produksi yaitu Kiln dan Horizontal Drier dengan teknologi terkini untuk efisiensi penggunaan energi gas minimal 15%," papar Liem.
Apresiasi serupa juga diungkapkan Direktur PT Asahimas Flat Glass Teguh Ari Widodo, atas insentif yang diberikan Pemerintah. Dukungan itu dirasakan sangat membantu, apalagi mereka mendapatkannya ketika kondisi pandemi Covid-19. "Kami mendapatkan HGBT di tengah kondisi pandemi dan ekonomi lesu. Support Pemerintah ini sangat berarti bagi kami dan saat ini seiring pandemi mulai mereda, kondisi penjualan kaca mulai membaik," jelasnya.
Baca Juga: Kementerian ESDM Gandeng Kejagung RI Perkuat Pengawasan Distribusi BBM Subsidi
Asahimas mengharapkan agar insentif ini dapat berkelanjutan karena di tengah kompetisi global, biaya energi juga perlu mendapat dukungan Pemerintah. Perusahaan tersebut juga berencana melakukan investasi baru di tahun 2024 dengan meningkatkan kapasitas produksi dan diharapkan Pemerintah dapat menjamin kestabilan pasokan gas.
Terkait pasokan gas untuk Jawa Timur, Ismu mengakui memang terjadi shortage karena adanya keterlambatan produksi sejumlah lapangan migas. Namun diharapkan kendala ini dapat segera teratasi dengan berproduksinya Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) dan Husky-CNOOC Madura Limited (HCML). "Mudah-mudahan JTB dan HMCL segera berproduksi tahun 2022 sehingga masalah kekurangan gas di Jawa Timur ini dapat teratasi," tutup Ismu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: