Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biaya Penambangan Bitcoin Capai Posisi Terendah dalam 10 Bulan

Biaya Penambangan Bitcoin Capai Posisi Terendah dalam 10 Bulan Kredit Foto: Reuters/Pawel Kopczynski
Warta Ekonomi, Jakarta -

Biaya penambangan satu Bitcoin (BTC) telah turun ke posisi terendah dalam sepuluh bulan karena perangkat keras penambangan menjadi lebih efisien, dan kesulitan telah turun 6,7% sejak puncaknya pada Mei.

Pada Rabu (13/7/2022) lalu, ahli strategi dari JPMorgan yang dipimpin oleh Nikolaos Panigirtzoglou mengatakan kepada investor bahwa biaya produksi Bitcoin telah turun menjadi sekitar 13.000 dolar dari 24.000 dolar pada awal Juni.

"Ini adalah yang terendah sejak September 2021, dan datang karena kesulitan penambangan telah turun dari tertinggi Mei di 31.25T menjadi 29.15T," kata analis mengutip grafik dari Bitinfocharts.

Baca Juga: Rilis Terbaru Coincub, Jerman dan Amerika Serikat Duduki Peringkat Teratas Cryptocurrency Global

Biaya produksi Bitcoin yang lebih rendah berpotensi mengurangi tekanan jual penambang dan meningkatkan profitabilitas. Namun, para ahli strategi masih bearish, menyatakan "penurunan biaya produksi mungkin dianggap negatif untuk prospek harga Bitcoin ke depan," menurut Bloomberg.

Mereka menambahkan bahwa biaya produksi dianggap oleh beberapa analis sebagai batas bawah untuk kisaran harga BTC di pasar beruang. Beberapa analis telah memperkirakan harga BTC akan turun menjadi sekitar 13.000 dolar, yang akan sejalan dengan penarikan 80%+ di dua pasar bearish sebelumnya. Bitcoin saat ini diperdagangkan turun 70% dari level tertinggi sepanjang masa pada November.

Biaya produksi Bitcoin menjadi tinggi tepat setelah harga memuncak pada April dan November 2021 dan telah jatuh kembali seperti yang dilakukan pasar, sehingga berkorelasi tetapi tertinggal dari pergerakan harga.

Di sisi lian, indeks konsumsi energi Bitcoin Universitas Cambridge saat ini melaporkan bahwa perkiraan permintaan daya harian jaringan adalah 9,59 Gigawatt. Ini adalah penurunan 33% selama sebulan terakhir dan turun 40% dari permintaan puncak 2022 hampir 16 GW pada Februari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: