Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bersinergi Bareng TNI dan Polri, Kementan Terus Upayakan Sulawesi Bebas PMK

Bersinergi Bareng TNI dan Polri, Kementan Terus Upayakan Sulawesi Bebas PMK Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian (Itjen Kementan) melakukan monitoring dan evaluasi  penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah Sulawesi. Kegiatan ini melibatkan jajaran TNI, Polri, Kejaksaan dan jajaran Pemda Prov dan Kab/ Kota se Sulawesi

Irjen Kementan, Jan Maringka mengatakan bahwa penanganan PMK harus berjalan bersama agar   efektif dan sesuai dengan prosedur yang ada. Diantaranya membatasi pergerakan dari kandang ke kandang dan memperketat keluar masuk lalu lintas hewan lintas kota lintas provinsi.

Baca Juga: Kementan Gencar Lakukan Vaksinasi PMK, Terbukti Efektif!

Terkait hal ini, Jan Maringka telah menugaskan para Inspektur  untuk turun langsung memantau dan mengendalikan wabah PMK secara efisien serta AGAR mematuhi SOP yang ada.di wilayah Sulawesi mulai dari ujung utara s.d selatan

"Kami monitoring secara langsung dan mengevaluasi semua POSKO di Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Gorontalo. Semua harus terintegrasi  ujarnya.

Hal itu  disampaikan dalam Kegiatan Monitoring dan Evalusi Penanganan PMK se-Sulawesi yang bertempat di Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros. HARI MINGGU TGL 17 JULI YG ini dihadiri langsung dan virtual oleh para Satgas Penanganan PMK Provinsi/Kabupaten. Diantarnya Kepala Dinas peternakan, POLDA Sulsel, dan Kasdam XIV 1442 Sulsel.

Sementara itu, berdasarkan data perkembangan kasus PMK per tanggal 17 Juli 2022, terdapat 10 kabupaten di Provinsi Sulsel yang tertular PMK, antara lain ternak sakit 558 ekor, potong bersyarat 14 ekor, mati 10 ekor, sembuh 53 ekor dan sisa kasus 481 ekor sedangkan ternak yang sudah divaksinasi 781 ekor.

"Kebijakan Bapak SYL Menteri Pertanian  untuk mencegah SENAKIN meluasnya wabah PMK antara lain melalui pemotongan bersyarat, pemberian vaksin kepada hewan rentan PMK, pengobatan, biosecurity dan pembatasan lalulintas ternak, pendepopulasian dan komunikasi informasi edukasi (KIE) serta pemberian kompensasi dan bantuan," katanya.

Diharapkan, kebijakan ini mampu mengurangi penyebaran PMK diantara sesama peternak sehingga mereka bisa memperkecil resiko kerugian meluas akibat kematian hewan ternak. Selain itu, kegiatan  ini juga diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahan atau kendala dalam penanganan PMK di Pulau Sulawesi dan meningkatkan kewaspadaan bersama terhadap penyakit PMK.

Karena itu, kata Jan, masyarakat JUGA harus meningkatkan kewaspadaan karena wabah Dapat menyebar secara cepat melalui arus transportasi daging dan ternak terinfeksi serta melalui udara (airborne).

Baca Juga: Puji Langkah Jenderal Listyo Nonaktifkan Irjen Ferdy Sambo, Pengamat: Kasus Ini Ujian bagi Polri

"Kedua pengendaliannya sulit dan kompleks karena membutuhkan biaya vaksinasi yang sangat besar serta pengawasan lalu lintas yang ketat. Karena itu sekali lagi saya mengajak semua pihak untuk jaga pangan kita, menjaga ternak kita untuk mewujudkan Sulawesi Bebas PMK" ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: