Pemerintah Indonesia melakukan integrasi data rekam medis pasien di fasyankes ke dalam satu platform Indonesia Health Services (IHS) yang diberi nama SATUSEHAT yang secara resmi diluncurkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Selasa (26/7) di Jakarta.
Platform ini merupakan perwujudan dari pilar keenam transformasi sistem kesehatan, yaitu pilar transformasi teknologi kesehatan yang diinisiasi oleh Menkes Budi. Platform ini juga diharapkan mendukung implementasi lima pilar transformasi sistem kesehatan lainnya, seperti transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, dan transformasi SDM kesehatan yang saat ini juga sedang berjalan.
Baca Juga: 18 Orang Positif Covid-19 Usai Pulang Ibadah Haji, Kata Kemenkes
"Dalam transformasi digital kesehatan ada 3 program yang akan dilakukan. Pertama, integrasikan data; kedua, rapikan & sederhanakan aplikasi; ketiga, bangun ekosistem inovasi. Program SatuData Kesehatan yang diluncurkan hari ini akan mengintegrasikan data kesehatan dan menstandardisasi format dan protokol pertukaran data," kata Menkes Budi, dikutip dari siaran pers yang diterima.
Dalam mengembangkan platform ini, Kementerian Kesehatan mengadopsi model infrastruktur Platform-as-a-service (PAAS) yang menghubungkan seluruh ekosistem pelaku industri kesehatan untuk menciptakan satu data kesehatan nasional yang dapat diandalkan.
Nantinya platform ini akan menjadi penghubung antarplatform aplikasi yang beragam pada berbagai pelaku industri kesehatan. Untuk itu, semua aplikasi maupun fasilitas pelayanan kesehatan seperti RS vertikal, RS pemerintah, RS swasta, Puskesmas, Posyandu, laboratorium, klinik hingga apotek harus mengikuti standar yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan di platform SATUSEHAT.
Dikatakan Menkes, adanya IHS pertukaran data kesehatan nasional akan lebih efisien dan efektif. Melalui platform ini, masyarakat tidak perlu lagi membawa berkas rekam medis fisik jika harus berpindah rumah sakit. Semua resume rekam medis pasien telah terekam secara digital di platform SATUSEHAT yang terintegrasi dengan PeduliLindungi dan bisa diakses melalui ponsel, di mana pun dan kapan pun.
Begitu juga dengan tenaga kesehatan, dengan adanya platform SATUSEHAT, nakes tidak perlu menginput data berulang pada aplikasi yang berbeda. Cukup mengisi di satu aplikasi yang secara otomatis terhubung dengan aplikasi kesehatan lainnya. Selain terintegrasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan, laboratorium dan apotek, Kemenkes berencana melakukan integrasi SATUSEHAT dengan BPJS Kesehatan.
Integrasi meliputi sistem pencatatan tuberkulosis, sistem pencatatan secara digital data kematian Maternal dan Perinatal, imunisasi, sistem rujukan nasional, kesehatan ibu dan anak, Sistem informasi manajemen data terpadu kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit. Proses integrasi data ke platform SATUSEHAT akan dilakukan melalui beberapa fase dengan target melengkapi data yang termasuk ke dalam standar resume medis ke IHS.
Fase pertama, data pendaftaran pasien dan diagnosa. Fase kedua adalah data prosedur medis, data kondisi vital, dan data diet. Fase ketiga, data obat yang terintegrasi dengan kamus obat (KFA). Fase keempat, data observasi laboratorium dan data observasi radiologi. Kemudian, fase kelima, data alergi dan data kondisi fisik.
"Saya harapkan SatuData Kesehatan akan terus berkembang, mengintegrasikan data demografi, data medis, bahkan juga data genomika yang akan kita luncurkan Agustus mendatang sehingga Indonesia akan memiliki sistem data kesehatan digital yang paling lengkap dan terintegrasi," ujar Menkes.
Lebih lanjut, Menkes berharap integrasi data kesehatan ini semakin memperkokoh sistem kesehatan Indonesia yang lebih canggih, efisien dan efektif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: