Konten merupakan informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Individu yang cakap digital harus menyebar konten bermanfaat dan menghindari konten-konten negatif.
"Kita harus berhati-hati, mengoptimalkan sebaik mungkin, kita harus mampu supaya konten bisa menjadi duit," kata Ketua Relawan TIK Sidoarjo, Direktur CV Toserba Pesantren, Mohammad Rofiuddin, S.Kom, MM saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Selasa (26/7/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.
Baca Juga: Berkomunikasi dengan Santun di Dunia Digital
Setiap orang bebas berekpsresi melalui konten di media sosial. Sekarang ini kebebasan tersebut seakan kebablasan, sehingga sejumlah konten digunakan untuk saling menyakiti. Menurut Rofiuddin, ada tiga kriteria konten dapat dikatakan baik dan layak dipublikasikan.
Isi konten tidak boleh berkaitan dengan orang lain. Individu yang cakap digital tentu tidak akan membuat konten yang membicarakan, menceritakan kekurangan, atau bahkan memamerkan kebaikan orang lain.
Baca Juga: Dukung dan Banjiri Ekosistem Digital dengan Konten Berbudaya
Kemudian, konten yang baik mengandung nilai-nilai pendidikan atau mengandung nilai-nilai yang bermanfaat untuk orang lain. Tips dan trik, tutorial, kajian islami misalnya. Konten seperti ini dapat memberi dampak baik untuk orang lain.
"Konten harus mampu menginspirasi masyarakat. Contoh, orang yang memberikan sesuatu, menolong, memberikan nilai-nilai baik kepada anak. Menginspirasi atau mengajak orang berbuat kebaikan," kata Rofiuddin.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Baca Juga: Literasi Digital, Ingat Toleransi Saat di Media Sosial
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Baca Juga: Media Sosial Rawan Jadi Tempat Pencurian Data Pribadi
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Pandu Digital Indonesia, Business Coach, Ismita Putri. Kemudian Ketua Relawan TIK Sidoarjo, Direktur CV.Toserba Pesantren, Mohammad Rofiuddin, S.Kom, MM, serta Ketua RTIK Tulungagung, Pegiat Berdesa, Praktisi Pendidikan Kabupaten Tulungagung, Lilik Yulianah, M.Pd.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: