Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perhatikan Bahasamu di Media Sosial

Perhatikan Bahasamu di Media Sosial membuka aplikasi Twitter di laptop. | Kredit Foto: Unsplash/Moran
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penerapan etika digital dalam jangka waktu tertentu secara konsisten akan melahirkan aset baru berupa kredibilitas digital. Setiap individu perlu memerhatikan bahasa komunikasi yang digunakan ketika bermedia sosial.

Media sosial merupakan teknologi interaktif memungkinkan penciptaan, berbagi/pertukaran informasi, ide, minat, karier, dan bentuk ekspresi lainnya melalui komunitas dan jaringan virtual. Penggunaan bahasa komunikasi atau kata-kata menjadi salah satu poin dalam etika bermedia sosial.

Baca Juga: Melihat Pontensi Bisnis di Media Sosial

"Bahasa yang dipakai harus mencerminkan tujuan bermedia sosial. Sehingga akan berbeda-beda," kata CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Selasa (26/7/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.

Dia mencontohkan bahasa yang digunakan Coffee Meets Stocks. Tujuannya adalah edukasi finansial generasi muda Indonesia dengan cara simpel sehingga bahasanya harus merangkul, tidak boleh menghakimi (judgemental), informal tapi sopan dan positif karena sasarannya generasi muda, dan edukatif.

Baca Juga: Literasi Digital, Ingat Toleransi Saat di Media Sosial

Selain pemilihan bahasa komunikasi, individu cakap digital harus memperhatikan keputusan yang diambil dalam penggunaan media sosial. Semua pilihan memberikan pengaruh baik dan buruk. Ketika sudah menentukan tujuan baik di awal, tidak mungkin membuat konten negatif seperti penipuan, pemerasan, penghinaan, hoaks, pornografi, hingga SARA.

"Setiap pengguna media sosial memiliki tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain," ujar Theo.

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Baca Juga: Media Sosial Rawan Jadi Tempat Pencurian Data Pribadi

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.

Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.

Baca Juga: Sebarkan Konten Bermanfaat di Media Digital

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick. Kemudian Pengurus RTIK Sidoarjo, Guru Dharma Wanita 1, Direktur PT IKABA, Ika Rahmawati, S.Kom, serta Relawan TIK Tulungagung, Arif Nuraini, M.Sy.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: