Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom Nilai Porsi Subsidi BBM Terlalu Besar Jika Salah Sasaran

Ekonom Nilai Porsi Subsidi BBM Terlalu Besar Jika Salah Sasaran Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melonjaknya harga minyak mentah dunia yang menimbulkan kenaikan harga beberapa komoditas seharusnya membuat pemerintah lebih selektif dalam mengucurkan dana untuk subsidi.

Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya menyebut, kondisi eksternal yang harus Indonesia hadapi adalah kenaikan harga global sehingga harga komoditas lainnya mengikuti.

"Tetapi porsinya terlalu besar untuk Rp500 triliun yang dinikmati masyarakat atas di mana semakin atas yang menikmati," ujar Berly dalam webinar, Kamis (28/7/2022).

Baca Juga: Pertamina Luncurkan Program Subsidi Tepat Sasaran, Lindungi Hak Masyarakat Akan BBM Bersubsidi

Berly mencontohkan, pada masa sulit seperti saat ini jika dilihat dari ilmu dasar ekonomi, di mana jika diberi pilihan tidak terbatasnya sumber daya dan terbatas, maka harusnya yang dipilih adalah yang memiliki dampak tinggi.

"Ini pemulihan ekonomi belum tuntas, masa malah mau dialihkan ke regresif tadi, untuk short term-nya resep Pak Jokowi pada 2014 sudah tepat, termasuk subsidi barang yang bocor dialihkan ke yang produktif dan jaminan sosial yang targeted, berarti database-nya harus akurat," ujarnya. 

Lanjutnya, pekerjaan rumah dalam jangka medium adalah masalah terkait besarnya impor minyak dan gas yang dilakukan Indonesia. Menurutnya, untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan produksi migas nasional, maka yang paling penting adalah terkait undang-undang yang ada.

"Karena undang-undangnya tidak beres-beres sehingga investornya tidak yakin, padahal di migas kan investor butuh kepastian hukum karena investasi besar dan waktu yang panjang, jadi kita lihat investasi di gas dalam beberapa tahu ini semakin turun," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: