Tingkatkan Daya Saing Global, Disperindag Jabar Bina Ratusan Eksportir Milenial
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (Disperindag Jabar) sampai dengan tahun 2022 telah membina kurang lebih 343 pelaku usaha potensi ekspor yang berasal dari Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat dengan beragam komoditas yang ada seperti kopi, olahan makanan dan minuman, fashion, dan kriya.
"Makin banyaknya jumlah new eksportir yang berasal dari UKM/IKM Jawa Barat akan berdampak positif dengan meningkatnya jumlah penyerapan tenaga kerja yang akan berbanding lurus dengan meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat. Tentunya, akan memengaruhi percepatan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat," ungkap Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (Kadisperindag Jabar) Iendra Sofyan kepada wartawan di Bandung, Jumat (29/7/2022).
Baca Juga: Antisipasi Stagflasi, BI Jabar Gali Potensi Maritim dan Perikanan
Program Eksportir Milenial merupakan kegiatan pembinaan yang diberikan bagi pelaku usaha yang berorientasi ekspor dengan rentang usia sesuai konsep milenial di Jawa Barat yang diselenggarakan untuk mewujudkan Gubernur Jawa Barat, yaitu Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi (Visi) serta Meningkatnya Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat Yang Sejahtera dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi Dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan (Misi).
Provinsi Jawa Barat berkontribusi terhadap nilai ekspor nasional terbesar berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari sampai dengan Mei 2022 dengan nilai kumulatif ekspor sebesar US$15,71 miliar. "Selain itu, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki proporsi penduduk dengan dominasi Generasi Milenial terbesar," ujarnya.
BPS mencatat penduduk Jawa Barat didominasi oleh generasi Z dan milenial dengan proporsi generasi Z sebanyak 26,88 persen (13,37 Juta orang) dari total populasi dan generasi milenial sebanyak 26,07 persen (12,5 Juta orang) dari total populasi.
Iendra menjelaskan, pihaknya membidik kalangan milenial karena memiliki proporsi penduduk terbesar di Jawa Barat. Selain itu, generasi tersebut juga memiliki banyak potensi yang identik dengan kreativitas dan inovasi, serta adaptif dengan perubahan yang semakin signifikan di seluruh sektor terutama teknologi. "Diharapkan perannya mampu mengurai dominasi sektor industri besar yang ada di Jawa Barat," ujarnya.
Melihat potensi itu, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemdaprov Jabar) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat melaksanakan Kick Off Eksportir Milenial yang bertujuan meningkatkan branding pelaku usaha milenial berhasil ekspor, serta meningkatkan motivasi para pelaku usaha IKM/UKM lainnya dalam menembus pasar ekspor.
Pelaksanaan Kick Off Eksportir Milenial diikuti oleh sebanyak 18 pelaku usaha ekspor milenial yang merupakan binaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat melalui Strategi New Exporter.
Berdasarkan data dari BPS (Bada Pusat Statistik), nilai ekspor Jawa Barat pada tahun 2021 sebesar US$33,6 miliar, sedangkan pada tahun 2022 sejak Januari-Mei nilai ekspornya sebesar US$15,7 miliar. Namun, nilai yang besar tersebut apabila dilihat dari porsi sharing nilai ekspornya adalah 98,8% berasal dari Industri besar. Dengan kata lain, sharing nilai ekspor dari UKM/IKM Jawa Barat baru 1,2%.
Baca Juga: PLUT Percepat KUMKM Onboarding dalam Platform Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah/Lembaga
"Inilah yang menjadi latar belakang kenapa Jabar harus makin giat menumbuhkan atau menciptakan eksporter baru dari pelaku usaha UKM/IKM," ungkapnya.
Iendra menilai, strategi New eksporter merupakan strategi sebagai langkah untuk terus menciptakan eksporter baru di Jawa Barat. Melalui konsep kolaborasi baik berbasis anggaran APBD atau supporting anggaran dari stakeholder, kegiatan itu dikemas tiga acara:
- Bagaimana Memulai Eksport, kegiatan workshop yang dilaksanakan untuk mengajarkan secara umum terkait langkah-langkah awal untuk memulai kegiatan ekspor. Kegiatan ini dilaksanakan berkolaborasi dengan Balai Besar Pusat pendidikan dan pelatihan ekspor Indonesia (BBPPEI) Kementerian perdagangan;
- Export Coaching Program (ECP), program pendampingan kepada eksporter baru agar mereka mampu melaksanakan eksport secara mandiri, tidak lagi bergantung kepada trader atau aggregator. Program ECP ini merupakan program unggulan yang dimiliki oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat berupa kegiatan pendampingan bagi pelaku usaha potensi ekspor Jawa Barat yang terdiri dari 8 tahap pembelajaran sepanjang 1 tahun masa pelatihan: Tahap Kurasi peserta, verifikasi dan validasi, tahap Training Of Exporter, tahap market development, tahap Pendampingan Produk ke lapangan, tahap Progress Monitoring, tahap Bisnis Matching, dan Evaluasi;
- Coaching Program New Exporter (CPNE), program pendampingan kepada ekporter baru di Jawa Barat yang terbagi dalam tiga kualifikasi.
Iendra kemudian menjelaskan tiga kualifikasi tersebut. Pertama adalah kualifikasi potensial ekspor, yaitu para pelaku IKM/UMKM yang memiliki produk yang berpotensi untuk ekspor, tetapi pelaku usaha belum pernah melakukan ekspor. Pada kualifikasi ini akan diajarkan bagaimana langkah awal dalam melaksanakan ekspor.
Selanjutnya adalah kualifikasi siap ekspor, yaitu pendampingan kepada eksporter baru agar mereka mampu melaksanakan ekspor secara mandiri, tidak lagi bergantung kepada trader atau aggregator. Sementara, kualifikasi mahir ekspor ialah pendampingan kepada eksporter yang sudah rutin melakukan ekspor, tetapi perlu pegembangan kapasitas produksi dan perluasan pasar negara tujuan ekspor.
"Diseperindag Jabar juga telah mendorong pelaku usaha potensial ekspor yang ada di Jawa Barat agar dapat menjadi New Expoter dan mampu untuk melaksanakan aktivitas ekspor secara mandiri melalui pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pelatihan ekspor sejak tahun 2012 dan masih terus berproses sampai dengan saat ini," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: