Sejak adanya gejolak ekonomi berlangsung di seluruh dunia, harga Bitcoin pun tak terkecuali mengalami pasang surut. Ini terjadi akibat adanya indeks dolar terhadap cryptocurrency yang semakin membuatnya menjadi tidak pasti.
Pada Mei dan Juni, cryptocurrency mengalami penurunan yang begitu tajam. Namun, mulai kembali naik pada pertengahan bulan Juli. Hal ini terjadi karena adanya para pengumpul koin kripto atau wholecoiner yang muncul memanfaatkan kesempatan saat kripto mengalami kemerosotan harga dengan membeli kripto pilihan mereka.
Dikutip dari Cointelegraph pada Rabu (3/8/2022), data dari LookIntoBitcoin menunjukkan jumlah wholecoiner BTC mengalami peningkatan sejak 31 Januari, manakala harga BTC berada pada angka US$38.000.
Baca Juga: Meski Jadi Aset Berisiko, Dolar Beri Isyarat Positif Bitcoin Mampu Menguat
Angka jumlah wholecoiner terus mengalami peningkatan bahkan meskipun harga Bitcoin turun sekitar 27% pada Mei dan 40% pada Juni. Per 1 Agustus 2022, jumlah wholecoiner saat ini ada sebanyak 891.346, yang merupakan jumlah tertinggi sepanjang masa.
Ada harapan optimis dari para wholecoiner untuk kenaikan harga Bitcoin di masa selanjutnya karena pola pikir bahwa Bitcoin sudah pernah mencapai titik terendahnya.
Namun apakah benar begitu? Atau justru, saat ini adalah permulaan dari penurunan harga Bitcoin yang sesungguhnya. Bisa jadi, jika masih terjadi gejolak ekonomi secara global dengan dampak yang semakin meluas, harga Bitcoin bisa lebih turun sebagai dampaknya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: