Klaim Pembelaan Diri Bharada E dengan Memastikan Brigadir J Tewas Dianggap Aneh, Refly Harun: Agak Miris untuk Seseorang yang Terlatih!
Nama Bharada E, salah seorang Ajudan Ferdy Sambo yang disebut terlibat duel adu tembak hingga Yosua Hutabarat alias Brigadir J tewas menjadi perhartian publik.
Terbaru, Bharada E resmi ditetapkan sebagai tersangka atas tewasnya Brigadir J.
Pihak Bharada E dalam hal ini pengacara sebelumnya menyatakan bahwa apa yang terjadi di rumah Ferdy Sambo murni sebab akibat pembelaan diri dari tembakan yang diklaim datang dari Brigadir J di awal.
Pengacara juga mengungkapkan peristiwa tembak-menembak yang diklaim terjadi cepat sekitar 2 menit tersebut diyakini bahwa Bharada E tidak punya pilihan lain untuk melakukan penembakan serta juga ada faktor psikologis yang memaksa semua harus bertindak cepat tanpa berpikir panjang termasuk menambah dua tembakan lagi meski Brigadir J sudah dalam posisi tersungkur.
“Yang dia sampaikan ke saya, pada saat dia katakanlah kondisi terakhir itu masih berlutut, itu masih ada gerakan yang kira-kira dalam pertimbangan orang yang sedang ada di situ, itu bukan perpindahan logis yang normal gitu, yang bisa kita 'ini dia mau ngapain ya? ini mau nembak apa mau jatuh, enggak mungkin orang bisa memikirkan itu, Ada gerakan ya dia tembak lagi,” ungkap Andreas Nahot Silitonga, pengacara Bharada E, dikutip dari laman tvonenews.com, Rabu (3/8/22).
Terkait klaim pembelaan diri dan tembakan tambahan Bharada E ke Brigadir J yang sudah tersungkur ini, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun angkat bicara. Refly merasa cerita tersebut sangat aneh dari berbagai sisi.
“Bagaimanapun, cerita mengenai membela diri dengan menembak mati itu cerita yang agak aneh dan miris untuk seorang yang terlatih dan dibilang jago tembak,” jelas Refly melalui kanal Youtubenya, dikutip Rabu (3/8/22).
Menurut Refly, klaim pengacara bahwa ada indikasi kesulitan berpikir jernih dsj di situasi sebagaimana insiden berdarah Ferdy Sambo sulit diterima.
Bukannya tanpa alasan, bagaimana pun Bharada E dan ajudan Ferdy Sambo lain adalah anggota Polri yang tentunya sudah dilatih sedemikian rupa hingga mereka dinyatakan layak menjadi ajudan pimpinan Polri termasuk situasi saat tembak menembak itu terjadi.
“Kalau dia orang biasa wajar, tapi ini adalah orang yang teralatih jago tembak pastinya situasi ini diajarkan dsb, apalagi ini teman sendiri," tambah Refly.
Refly juga menyoroti perihal dua tembakan “tambahan” Bharada E padahal Brigadir J sudah tersungkur.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto