Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Adopsi Teknologi Meningkat, Sejumlah Organisasi di Indonesia Justru Masih Tertinggal soal Ketangkasan Digital

Adopsi Teknologi Meningkat, Sejumlah Organisasi di Indonesia Justru Masih Tertinggal soal Ketangkasan Digital Kredit Foto: Unsplash/Burst

Kurangnya adopsi teknologi di tingkat perusahaan untuk mendorong ketangkasan digital

Studi ini juga menemukan hampir setengah dari semua bisnis di Indonesia (49%) mengelola inisiatif transformasi digital mereka di tingkat fungsional. Hal ini menunjukkan adanya peluang bagi organisasi di Indonesia untuk lebih mengintegrasikan alat dan proses digital di tingkat perusahaan untuk mendapatkan pandangan yang holistik tentang sumber daya perusahaan, mendapatkan insight berbasis data, serta mewujudkan ketangkasan digital yang lebih baik.

Sebagai contoh, penelitian ini mengamati juga bahwa cukup banyak departemen IT masih mengandalkan rencana keberlanjutan bisnis yang statis untuk mendeteksi potensi masalah IT (43%). Hal yang serupa juga ditemukan di departemen keuangan dengan 53% di antara mereka mengandalkan rencana yang sama untuk menghadapi disrupsi finansial yang didorong oleh inflasi harga dan kenaikan suku bunga. Bagi kedua departemen fungsi tersebut, pendekatan taktis semacam itu menghalangi adopsi proses otomatis atau prediktif yang diperlukan untuk meningkatkan ketahanan bisnis.

Kurangnya bakat terampil untuk mendorong transformasi digital dalam adopsi teknologi di tingkat perusahaan

Studi ini juga menyarankan agar organisasi di Indonesia menerapkan transformasi digital secara lebih agresif untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam menarik dan mempertahankan talenta. Hampir 8 dari 10 (77%) praktisi di bidang personalia di Indonesia menemukan tantangan besar dalam mengidentifikasi keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan bisnis yang terus berkembang.

Selain itu, 90% praktisi personalia di Indonesia saat ini mengelola pengembangan keterampilan untuk tenaga kerja mereka dengan berfokus secara eksklusif pada keterampilan inti untuk fungsi pekerjaan masing-masing. Padahal, organisasi perlu mengeksplorasi strategi pengembangan keterampilan holistik yang didukung oleh keterlibatan karyawan dan analisis data untuk dapat mengidentifikasi dengan baik kebutuhan pelatihan serta area-area pertumbuhan.

Perlunya kolaborasi yang lebih erat antara CFO, CHRO, dan CIO untuk mendorong ketangkasan perusahaan di era pascapandemi

Dalam era baru yang dipimpin oleh ekonomi yang serba digital, memanfaatkan ketangkasan digital dapat menawarkan keunggulan kompetitif. Namun, hal ini hanya mungkin terjadi jika organisasi memikirkan kembali pendekatan mereka dalam menutup kesenjangan ketangkasan digital melalui teknologi dan penyelarasan kebutuhan fungsional bisnis di seluruh C-Suite.

Untuk hasil bisnis yang positif, organisasi tidak hanya harus mempercepat transformasi digital mereka untuk mempersempit kesenjangan ketangkasan, tetapi juga memiliki pendekatan terpadu sebagai suatu keharusan strategis. Hal ini membutuhkan CFO, CHRO, dan CIO untuk berkolaborasi dan mengerjakan inisiatif-inisiatif transformasi digital lintas fungsi mereka, mengintegrasikan manajemen talenta secara digital, serta proses SDM dan manajemen keuangan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: