Terima Kasih Warga Giriroto untuk Jokowi dan Ganjar Karena Dibantu Bibit Kelapa Genjah
Nur terus mengungkapkan perasaannya bertemu Jokowi dan Ganjar. Sampai acara selesai, Nur merasa tak percaya dan gemetaran karena bisa berfoto bersama Ganjar.
“Deg degan, bahagia, Pak Ganjar lucu banget, humoris dan merakyat banget,” tuturnya.
Nur mengatakan, bantuan bibit yang diberikan jumlahnya ribuan dan berbagai jenis. Mulai dari kelapa genjah, jagung, cabai, tomat hingga tanaman sayur-sayuran.
“Semoga petani sini bisa memanfaatkan apa yang dikasih sama pemerintah, dan tambah makmur sejahtera dengan dibantu seperti ini,” kata perempuan berusia 37 tahun itu.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas bantuan bibit yang diberikan. Ganjar berharap, bantuan bibit yang diberikan akan membantu pengembangan industri yang sudah ada, salah satunya gula semut.
“Kita harapkan ini menjadi bagian baru untuk mengembangkan industri yang ada di sini, dan dukungan Pak Bupatinya bagus, nanti lansekapnya jadi indah. Di sana ada waduk nah ini dua tahun sudah berbuah lho,” ujar Ganjar.
Presiden Jokowi mengatakan ada 46 ribu bibit kelapa genjah yang dibagikan dan ditanam di Kabupaten Boyolali. Selain itu, bantuan bibit juga diberikan di Karanganyar sebanyak 44 ribu bibit, dan 110 ribu bibit di Sukoharjo.
“Ini baru dimulai dari sini, nanti di provinsi-provinsi yang memang kelapa bisa baik, akan kita tanami. Targetnya kurang lebih 1 juta kelapa genjah. Tapi tidak kelapa saja. Tadi ada jagung dan bibit cabai juga,” kata Jokowi.
Cara ini, imbuhnya, diharapkan menjadi solusi ketahanan pangan di Indonesia. Sebab saat ini, terjadi krisis pangan dan sudah 300 juta orang di dunia mengalami kelaparan.
“Di beberapa negara sudah mulai, diperkirakan kalau ini tidak ada solusi bisa masuk ke 800 juta orang akan kekurangan pangan,” ujar Presiden.
Jokowi percaya Indonesia mampu menghadapi krisis pangan tersebut. Terutama jika masyarakatnya bisa mengoptimalkan keberadaan lahan tak produktif.
“Urusan cabai, urusan ya harusnya rumah tangga-rumah tangga di desa itu bisa nanam itu. Di polybag atau di pekarangannya, sehingga tidak ada yang namanya kita ini kekurangan cabai atau harganya naik drastis,” tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: