Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Kenakan Busana Adat Bangka Belitung, KSP Beberkan Alasannya, Simak!

Jokowi Kenakan Busana Adat Bangka Belitung, KSP Beberkan Alasannya, Simak! Kredit Foto: KSP
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo beserta Ibu Iriana Joko Widodo tiba di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, pada Selasa, (16/8). Presiden dan Ibu Iriana tiba sekitar pukul 09.30 WIB dan bersama-sama dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin serta Ibu Wury Ma'ruf Amin memasuki Gedung Nusantara.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Presiden Jokowi tampak mengenakan busana adat daerah saat berpidato di Gedung Nusantara. Dalam kesempatan kali ini, Presiden Jokowi memilih Baju Paksian asal Provinsi Bangka Belitung, yang didominasi warna hijau dan memiliki motif “pucuk rebung”.

Baca Juga: Pada Heboh Soal Menteri Dapat Restu Jokowi Buat Nyapres, Respons Orang PDIP Nggak Main-main: Jangan Over Ekspektasi!

“Motif pucuk rebung melambangkan kerukunan, dan pemilihan warna hijau karena mengandung filosofi kesejukan, harapan, dan pertumbuhan,” jelas Presiden Jokowi.

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Agung Hardjono menyampaikan, busana adat daerah Bangka Belitung merupakan salah satu busana adat tradisional yang mengalami perpaduan budaya, yakni budaya masyarakat Arab, China, dan Melayu. Akulturasi budaya tersebut terjadi, karena pada masa silam wilayah sekitar Bangka Belitung merupakan wilayah yang sering dikunjungi oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia, saat melakukan perjalanan laut (pelayaran) dan perdagangan.

Menurut Agung, busana adat daerah Bangka Belitung menggambarkan bagaimana berbagai budaya bisa disatukan dan diselaraskan dalam satu wadah karya seni berupa desain pakaian yang begitu anggun.

“Hal ini juga menggambarkan bagaimana Indonesia yang terdiri dari berbagai Suku, Bahasa, Agama, dan perbedaan-perbedaan lain, bisa disatukan dalam sebuah tatanan bernegara, yakni NKRI,” tegas Agung dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/8/2022).

Agung juga menuturkan, bahwa penggunaan busana adat menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan kepada bangsa. Melalui busana adat, tidak ada lagi sekat-sekat atau batas antara satu golongan dengan golongan lain.

“Dengan berbusana adat semua setara dan seimbang, tidak ada kalah atau menang. Ini yang ingin dicontohkan dan diajarkan oleh Presiden Jokowi,” pungkas Agung.

Seperti diketahui, mengenakan pakaian adat saat menghadiri sidang tahunan MPR menjadi kebiasaan Presiden Jokowi.

Pada 2017, Presiden mengenakan pakaian adat Bugis berupa setelan adat lengkap dengan songkok warna emas atau bernama songkok Ta Bone.

Baca Juga: KPK Buka Suara Terkait Laporan Dugaan Suap Irjen Ferdy Sambo: Kami Memastikan...

Pada 2019, orang nomor satu di Indonesia itu mengenakan busana adat Sasak asal Nusa Tenggara Barat (NTB). Kemudian, pada 2020, Presiden mengenakan pakaian adat Sabu Raijua asal Nusa Tenggara Timur (NTT), dan pada 2020 pakaian adat yang dipilih oleh Presiden, yakni baju adat urang Kanakes dari suku Badui.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: