Industri minyak sawit merupakan sektor industri yang bersifat inklusif, bukan sektor eksklusif. Lantas, mengapa demikian?
Data PASPI menemukan bahwa berdasarkan indeks multiplier output, pendapatan, tenaga kerja, dan nilai tambah perkebunan kelapa sawit lebih besar dari satu.
Hal ini berarti, dampak multiplier perkebunan kelapa sawit lebih besar daripada rata-rata dampak multiplier sektor-sektor ekonomi nasional.
Baca Juga: Komoditas Kelapa Sawit Membuat Kemajuan dalam Perlindungan Hutan
“Hal ini juga bermakna bahwa perkembangan perkebunan kelapa sawit yang disebabkan oleh peningkatan konsumsi, investasi maupun ekspor akan menciptakan manfaat yang lebih besar baik dalam bentuk output, pendapatan, nilai tambah dan penciptaan kesempatan kerja, bukan hanya pada perkebunan kelapa sawit, tetapi juga dalam perekonomian secara keseluruhan,” catat laporan PASPI.
Tidak hanya itu, jika terjadi peningkatan ekspor minyak sawit maka dampaknya turut meningkatkan pendapatan pada perkebunan kelapa sawit secara langsung, juga terjadi peningkatan pendapatan melalui indirect effect dan induced consumption effect pada sektor-sektor perekonomian nasional khususnya pada 10 sektor ekonomi utama.
“Perkebunan kelapa sawit secara ekonomi, bukanlah kegiatan ekonomi yang eksklusif melainkan kegiatan ekonomi yang bersifat inklusif,” catat laporan PASPI.
Baca Juga: Blak-blakan Sebut Capaian Anies Gak Hebat, Gembong PDIP: Itu Hanya Melanjutkan Periode Sebelumnya!
Tidak hanya itu, PASPI juga mencatat bahwa pertumbuhan perkebunan kelapa sawit akan menciptakan kue ekonomi bagi sektor-sektor ekonomi nasional baik secara langsung maupun yang terkait tidak langsung dengan perkebunan kelapa sawit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar