Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penting Waspada, Medium Ini Jadi Tempat 'Hidup' Cacar Monyet, Cara Penularannya...

Penting Waspada, Medium Ini Jadi Tempat 'Hidup' Cacar Monyet, Cara Penularannya... Tabung reaksi berlabel "Virus cacar monyet positif dan negatif" terlihat dalam ilustrasi ini yang diambil pada 23 Mei 2022. | Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi -

Cacar monyet adalah infeksi langka yang paling sering ditemukan di Afrika barat atau tengah. Inggris adalah negara pertama, di luar daerah endemik Afrika, yang mengalami wabah itu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengatakan virus ini berbeda dari Covid-19 karena dapat ditularkan dari orang ke orang melalui benda, kain, atau permukaan yang terkontaminasi.

Baca Juga: Cacar Monyet Masuk Indonesia, Prioritas Utama Adalah Jangan Panik dan Mitigasi karena...

CDC menyebut, cacar monyet seperti virus cacar lainnya, dapat hidup di kain, permukaan, atau benda hingga 15 hari, terutama di lingkungan yang sejuk atau dengan kelembapan rendah.

Dengan virus yang bisa bertahan di permukaan, seberapa mudah virus itu bisa menular ke manusia? Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan di Eurosurveillance, peneliti menganalisis kontaminasi permukaan di kamar rumah sakit yang ditempati oleh pasien yang terinfeksi cacar monyet.

Studi ini melihat bagaimana virus muncul di permukaan yang berbeda di seluruh ruangan dan seberapa mudah itu ditularkan. Ditemukan bahwa semua permukaan yang disentuh langsung oleh tangan pasien menunjukkan kontaminasi virus, dengan jejak tertinggi terdeteksi di kamar mandi.

“Demikian pula, viral load yang tinggi terdeteksi di kursi toilet. Kain yang banyak digunakan oleh pasien juga menunjukkan kontaminasi virus,” kata studi itu dilansir Mirror, Sabtu (20/8/2022).

Peneliti juga menemukan, sarung tangan kanan peneliti langsung terkontaminasi setelah menangani kain dari ruangan yang terkontaminasi. Penelitian menyimpulkan bahwa permukaan yang terkontaminasi dengan viral load seperti itu atau lebih tinggi, maka berpotensi menularkan dan tidak dapat. Kontak jejak virus dengan kulit atau selaput lendir yang rusak, dapat mengakibatkan penularan.

“Mereka yang tinggal di rumah yang sama dengan individu yang terkena dampak harus diberi tahu bahwa, selain menghindari kontak fisik yang dekat, disinfeksi permukaan yang bersentuhan dengan kulit dan tangan mungkin berguna untuk mencegah penularan,” ujar penelitian itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: