Wacana yang dilontarkan oleh pemerintah untuk melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar direspons dengan kepanikan di tengah masyarakat.
Hal tersebut terlihat dari menumpuknya kendaraan bermotor yang mengisi bahan bakar secara penuh sebelum mulai diberlakukannya kebijakan penyesuaian harga oleh pemerintah.
Salah seorang sopir angkutan kota, Dadan (40) menyebut sudah sekitar dua minggu terakhir mulai terasa dampak dari rencana kenaikan BBM.
Baca Juga: Pemerintah Gelontorkan Dana Rp12,906 T yang Disalurkan ke 20,6 Juta Penerima Bantuan BLT BBM
"Apalagi paling kentara ya di pom bensin, panjang banget antreannya, malah sering banget sampai keluar-keluar, " ujar Dadan saat ditemui Warta Ekonomi, Jumat (2/9/2022).
Dadan mengatakan kondisi tersebut sangatlah merugikan baginya. Pasalnya lamanya menungu untuk mengisi bahan bakar beriringan dengan kondisi angkutan yang jarang penuh.
"Ini ngaruh juga sih ya rencana kenaikan ke besaran setoran nantinya. Kami kelamaan nunggu yang enggak pasti sebenarnya mau beneran naik atau enggak. Malahan bahan pokok sudah mulai naik, kan ngaruh juga ke pendapatan kami, " ujarnya.
Sementara itu, Agus (29) mengaku sangat tidak setuju dengan wacana yang sedang beredar lantaran saat ini untuk mendapatkan bahan bakar di setiap SPBU sudah penuh antrean.
"Belum naik saja kami jarang-jarang ini isi bensin. Ini kalau naik bingung juga. Belum lagi nanti mungkin pendapatan kan kepotong sama biaya bensin, terus juga ngaruh sama setoran ke yang punya angkot, " ujarnya.
Menurutnya, lebih baik dalam kondisi saat ini pemerintah tidak menaikan harga BBM terlebih dahulu, kecuali ada pengecualian untuk sopir angkot.
"Saya sih minta mending enggak usah deh naik-naikin (harga BBM) dulu, entar aja. Kecuali emang ada pembatasan buat kami-kami nih sopir angkot, " ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: